Instagram Posts

Showing posts with label Gramedia Pustaka Utama. Show all posts
Showing posts with label Gramedia Pustaka Utama. Show all posts

Monday, March 19, 2018

[REVIEW] Game of Hearts: Love in Las Vegas by Silvarani

March 19, 2018 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Game of Hearts: Love in Las Vegas
 Pengarang: Silvarani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Romance
Halaman: 232
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[BLURB]
Las Vegas.... We call it “Sin City”. No angels there, except you. But in Sin City, a devil can fall in love with an angel. Devil doesn’t always live in hell. And we can always live together in the heaven of Sin City.

Aldhan Prasetya Aridipta mengharapkan perjalanan bisnis ke Las Vegas bisa menjadi lembaran baru untuk mengembangkan kariernya. Sayang, tujuan Tahta Aridipta, ayah Aldhan, mengirim anak sulungnya itu ke “Sin City” semata-mata untuk melunasi utang judi yang menumpuk sejak 1997. Meski kesal, Aldhan tak dapat menolak.


Sampai di Las Vegas, Tahta meminta putranya berkawan dengan Ryker Preston, pebisnis kaya raya pemilik kasino, kepada siapa Aldhan harus melunasi utang. Ryker memperkenalkan Aldhan kepada Reika Mathilda, lulusan Nevada University yang pernah menulis tesis tentang cara memenangi berbagai permainan judi berdasarkan perhitungan matematika. Berharap dengan bantuan gadis cerdas itu Aldhan bisa menang judi dan segera melunasi utang ayahnya.


Bertualang dari satu kasino ke kasino lain, hati Aldhan tak tenang. Pertama, karena rasa berdosa yang dia tanggung karena berjudi. Kedua, karena di tengah keriuhan itu, hatinya malah dipenuhi pesona Reika. Sementara itu, pikiran Reika hanya berpusat pada satu hal: rencana yang ingin dia lancarkan setelah tugasnya menemani Aldhan usai. Walau itu berarti harus melukai Aldhan....


[REVIEW]
Berkenalan dengan Aldhan dengan kepribadian yang aneh. Entah kenapa aku kurang suka dengan karakter dia. Antara bad boy yang mau bertobat dan good boy yang tersesat (apa coba?)

Aldhan ini terjebak dalam situasi sulit. Bukan hanya keluarganya saja yang hancur berantakan karena perjudian ayahnya, tapi juga kini dia harus berangkat ke Las Vegas untuk membayar semua utang ayahnya itu, bertemu dengan sabahat ayahnya, Ryker Preston.


Ryker mengenalkannya pada Reika Matilda. Seorang perempuan yang menarik perhatiannya sejak pertama kali bertemu. Tidak jelas alasannya apa, pokoknya ya tertarik begitu aja. Menurutku sih, ada faktor ketersengajaan dari Reika untuk menarik perhatian Aldhan. Sifat misteriusnya membuat Aldhan ingin mengejar dan mengetahui semua tentang perempuan itu.

Aldhan belajar berjudi dari Reika. Wanita itu membuka semua kartunya di depan Aldhan soal perhitungan perjudian dan bagaimana supaya dia bisa menang dan melunasi hutang ayahnya. Tugasnya mengajari Aldhan bukanlah sesuatu yang sulit. Ada hal lain yang lebih penting dan sulit dilakukan. Reika melakukannya dengan sangat mulus.

Aldhan pun terjebak dalam permainan yang dibuat oleh Reika. Sebuah permainan yang bukan hanya harus mengandalkan intuisi dan perhitungannya, tapi juga melibatkan perasaan. Ketika waktunya datang, apa yang mereka akan pilih?

[CLOSING]
Pertama, aku mau bahas soal karakter. Entah mengapa aku nggak merasa ada karakter yang cukup solid dan real. Aldhan dan Reika berada di antara karakter bad boy dan mafia girl, tapi hatinya mengandung Hello Kitty. Jack, si sopir keluarga Aldhan, pengingat setia dalam hidup keluarga Aldhan. Mungkin perlu penjelasan lebih lanjut kenapa dia harus begitu, merasa bertanggung jawab. Atau mungkin karena sikap personil keluarga Aldhan yang nggak jelas. Aduh, entah deh, aku bingung menjelaskannya. Yang mungkin lebih konsisten adalah karakter Love, dia diciptakan untuk menjadi penganggu abadi dalam hidup Aldhan. Tapi lagi-lagi, tidak ada penyelesaian masalahnya dengan Aldhan. Lelaki itu cuma mengabaikannya aja. Katanya mau nyusul ke Las Vegas tapi batang hidungnya nggak muncul juga. Hal yang sama juga terjadi pada Ryker, dia baik tapi pengaruhnya pada Aldhan rasanya setengah-tengah.

Kedua, soal setting. Aku cukup terhibur dengan penjabaran soal Las Vegas dan gaya hidup di sana. Aku bisa membayangkan tempat-tempat yang ada di dalam cerita itu. Good job!

Overall, aku merasa cukup menikmati buku ini. Membuat penasaran dari halaman ke halaman. Sayang sekali, akhirnya bikin aku bergumam, "Hah, udahan?" dengan rasa yang sangat tidak puas. Kepengen ada banyak hal yang dijelaskan sebelum buku ini berakhir.

Saturday, March 10, 2018

[REVIEW] Catatan Harian Menanti Sinting by Rosi L. Simamora

March 10, 2018 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Catatan Harian Menantu Sinting
 Pengarang: Rosi L. Simamora
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Komedi
Halaman: 232
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[BLURB]
Aku Minar. Ini cerita cinta versi aku dan Sahat (dan... Mamak Mertua). Seru. Ngeselin. Gemesin. Sekaligus sangat menantang. Ditambah latar belakang keluarga besar Batak yang penuh drama dan asumsi, kisah-kisahku lebih sering berakhir konyol dan nyaris bikin aku frustrasi.
Apalagi aku dan Mamak Mertua punya kepercayaan berbeda tentang cinta dan kebahagiaan, terutama kalau menyangkut Sahat, kesayangan kami berdua. Dengan bahasa yang ringan, cerita ini sengaja dikemas untuk membuat pembacanya terbahak-bahak.

[REVIEW]

Ada dua hal yang mau aku sampaikan soal buku ini.

Pertama, kalau kamu lagi stress (baik yang sudah menikah atau belum) dan butuh bacaan ringan yang sanggup membuatmu melupakan sejenak segala kesulitan, BUKU INI ADALAH SOLUSINYA. Dari halaman pertama kamu sudah diajak ngikik. Aku baca buku ini dengan kecepatan pelan. Kenapa? Karena di tiap halamannya aku ngikik. Maafkan aku, Minar, tapi gayamu bercerita bener-bener bisa mengocok perut. Karakter di dalam ceritanya benar-benar membekas. Terutama Minar, si Mamak Mertua yang nggak pernah kehabisan akal, dan si Sahat, sang suami yang iya-iya aja sama si Kanjeng Ratu Mamak Mertua. Terasa juga usaha Sahat menjaga dua perempuan dalam hidupnya. Kayaknya yang paling nelangsa adalah si Sahat ini. Hehe!

Kedua, covernya yang cantik. Simple dan PINK. Mungkin ini adalah tulisan paling subjektif. Aku beli buku ini setengahnya adalah karena warna covernya yang manggil-manggil buat dibawa pulang. 😁
.
Yuks, yang belum baca, kalian bisa beli buku ini di tobuk kesayangan kalian. Atau untuk pengguna Gramedia Digital, buku ini juga bisa dibaca secara gratis untuk pelanggan premium.
.
Sudah ya, aku mau lanjut ngakak lagi inget-inget cerita Minar. Yang paling kusuka adalah bagian Mertuaku, Ranjang Pengantinku. Makjang, itu emak-emak nggak kehabisan akal!

Thursday, January 11, 2018

[REVIEW] Say No to Me by Wiwien Wintarto

January 11, 2018 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Say No To Me
Pengarang: Wiwien Wintarto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Metropop
Halaman: 384
Ratings: 🌟🌟🌟

[BLURB]Dua bulan menjelang perayaan wedding anniversary kesembilan, Wisnu dan Dewi sepakat membuat acara lain daripada yang lain. Mereka ingin kisah cinta lokasi yang dialami dulu terulang kembali pada next generation karyawan di lingkup kerajaan bisnis Helman Corporations yang dipimpin Wisnu. Diam-diam mereka menyeleksi karyawan sehingga terpilih dua kandidat final untuk dicombangkan. Arga Saktiawan, karyawan baru di bagian marketing pengembang game Omega Dome, anak perusahaan Helman Corp, merasa hidupnya adalah serangkaian kegagalan dalam urusan pekerjaan ataupun percintaan. Pemuda inilah yang akan dijodohkan denga Ariana Nanda, pegawai baru Toko Buku Daring dan Kafe LookBook yang brilian sebagai penulis tapi kerap berpola pikir tidak umum karena masa kecil yang mengenaskan.
 
Perjodohan akan meliputi proyek adaptasi novel karya Ariana, Love in Pocong, menjadi aplikasi game interaktif juga film layar lebar. Arga akan menjadi asisten manajer proyek ini yang diharapkan bisa menemani Ari selama proyek berlangsung. Namun Arga sudah kadung jatuh cinta kepada Ari. Dan hal itu ditunjukkan secara terang-terangan sehingga Ari pun ilfil. Ari justru terlibat asmara dengan Reva, bos Omega Dome, yang seharusnya jadi kaki-tangan Wisnu dalam perjodohan tersebut. Padahal, Reva baru saja menikah dengan Salsa, sahabat Dewi. Arga yang patah hati melihat Ari yang terang-terangan menolaknya, melarikan diri ke pelukan Dena, kakak sepupunya. Perayaan wedding anniversary Wisnu dan Dewi terancam suram.


[REVIEW]
Seperti yang ada di blurb bahwa Wisnu dan Dewi berniat melakukan penjodohan pada dua karyawan yang mereka pilih sendiri. Tentu saja, bukan hanya tujuan itu. Tetapi pemilihan karyawan ini juga menyangkut kelajuan bisnis mereka. Dan dua karyawan beruntung itu adalah Arga dan Ari.

Arga adalah seorang IT dan Ari adalah seorang penulis novel. Rencananya, mereka akan mengangkat novel Ari menjadi sebuah games interaktif dan film layar lebar. Dengan pengaturan begitu, diharapkan Ari dan Arga bisa menjadi dekat dan pacaran. Apabila berhasil, mereka berdua akan mendapatkan hadiah spektakuler yang tidak mereka kira sebelumnya di puncak perayaan pernikahan Wisnu dan Dewi yang ke sembilan.


Tidak perlu dicomblangkan, takdir sudah mempertemukan Arga dan Ari di saat wawancara kerja masuk ke Helman Communications. Lebih mudah lagi, karena Arga ternyata merasa tertarik pada Ari. Namun, semuanya menjadi lebih rumit ketika Ari bukanlah seorang gadis biasa.

Pekerjaannya sebagai penulis membuatnya bisa dengan mudah membaca perilaku orang sekaligus mengetahui tujuannya. Bukannya Ari tidak menyukai Arga, tetapi dia hanya merasa cowok itu terlalu terang-terangan menunjukkan ingin mendapatkannya. Yang Ari inginkan adalah sebuah hubungan yang berasal dari pertemanan. Dan dia merasa cara Arga tidak tetap.


Maka dari itu, dia memutuskan untuk tidak meladeni Arga dan memberinya harapan yang tidak bisa dia berikan.


Kini, rencana Wisnu dan Dewi sudah bertemu tantangan pertamanya sebelum projek yang dimaksud diumumkan.


Ada banyak jalan menuju Roma. Begitu juga, ada banyak rintangan untuk meraih tujuan.

Setelah penolakan secara tidak langsung dari Ari, Arga menjadi 'dekat' dengan Dena karena satu kejadian tidak terduga. Dena itu adalah kakak ipar sepupu (?), kalau nggak salah ingat. Untuk bagian ini, aku agak kurang suka dengan karakter Dena yang terkesan gampangan. Sebagai single parent dari anak di luar nikah, sungguh aku merasa karakter ini memang diciptakan begitu, bahkan sampai akhir cerita. Namun, there's always a goodness in a person. Dena ini termasuk berani dalam menjalani hidup dan bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihannya. Aku suka sikap bijaksananya dalam mengambil keputusan meski itu tidak mengurangi kesan 'gampangan' pada dirinya. Bagian ini agak sulit dijelaskan. Lebih baik, kamu baca sendiri supaya bisa paham maksudku.


Sementara Arga sibuk dengan Dena, Ari berkenalan dengan Reva, atasannya Arga. Mengatasnamakan pekerjaan, rasa nyaman itu merayapi keduanya. Tidak ada maksud untuk saling mendekati, tapi dunia mereka seolah diciptakan untuk satu sama lain. Reva sudah menikah dengan Salsa. Namun, kebersamaannya dengan Ari membuat harinya berbeda.


Pasangan yang ingin dicomblangkan Wisnu dan Dewi malah terbelit konflik mereka masing-masing.



[CLOSING]
Dari segi romansa, jelas buku kedua lebih dewasa. Ceritanya tentang setelah hampir semua tokohnya menikah. Lebih banyak menyoroti kehidupan berumah tangga mereka yang diguncang ini itu. Salah satu benang merahnya adalah dua tokoh baru yang harusnya menjadi pusat cerita. Namun, aku menangkap buku kedua ini tidak fokus pada kisah Arga dan Ari. Tidak seperti kisah Wisnu dan Dewi di buku pertama. Yang kedua lebih kompleks.

Keromantisan dalam kisah ini digambarkan betul dengan kedewasaan para tokoh di buku pertama (baca: Wisnu dan Dewi) dalam menghadapi kehidupan rumah tangganya. Sikap romantis yang sesungguhnya bukan terletak pada gairah yang terlibat dalam diri para tokoh, melainkan komitmen hidup dan memilih pilihan yang lebih tepat. Itu sih pesan yang kudapat dari cerita ini.


Di ujung cerita sepertinya, aku diminta menanti kelanjutan cerita ini lagi di buku ketiga. Akankah ada buku ketiganya? Kita tunggu saja.

[REVIEW] Say No to Love by Wiwien Wintarto

January 11, 2018 2 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Say No to Love
Pengarang: Wiwien Wintarto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Metropop
Halaman: 309
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[BLURB]
Hari pertama Dewi masuk kerja sebagai sekretaris di Helman Communications tak berjalan semulus yang ia sangka. Di luar dugaan, ia dipelonco habis-habisan oleh Wisnu, Presdir Helman Comm, bosnya sendiri, yang kebetulan usianya hanya terpaut beberapa tahun darinya.


Tidak terima, Dewi marah dan mengamuk. Begitu marahnya, ia sampai mengusir Wisnu dari kantornya sendiri. Akibatnya, Wisnu yang merasa bersalah sampai merasa perlu meminta maaf dengan cara spetakuler.


Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tak hanya bertemu di kantor sebagai bos dan sekretaris, tapi juga menjelma menjadi sahabat dekat yang sangat kompak dalam segala hal, bak sepasang sobat di sekolah. Gosip, tuduhan, dan rumor pun merebak mengenai status hubungan keduanya.


Akankah mereka menyatu menjadi pasangan sungguhan? Atau tetap saja TTM-an seperti sekarang? Dan apakah mereka tetap akan bilang "Love sucks!" meskipun mereka tahu bahwa mereka perfect for each other?


[REVIEW]
Kisah dibuka dengan sebuah situasi genting. Dewi telat sampai kantor di hari pertamanya masuknya Helman Communication. Memang bukan karena kemauannya sendiri, tapi dia harus mengantar baju ganti ibunya yang sedang menunggui bude-nya pasca operasi ginjal.

Di dalam bis, tepat di saat Dewi sudah panas dingin karena jalanan padat, dia melihat seorang lelaki berjas, lengkap dengan dasi. Penampilannya persis orang mau kondangan. Sayangnya, bis bukan gedung acara nikah yang mewah yang serasi dengan penampilan pria itu. Belum lagi, ketika mau membayar ongkos, lelaki itu kena semprot sang kondektur karena membayar ongkos dua ribu perak dengan seratus ribuannya. Dewi pun menjadi pahlawan, dia membayari ongkos pria itu lantas turun dari bis mengejar waktu sampai Helman Communication.


Alangkah kagetnya Dewi ketika mendapati bahwa bosnya adalah si pria yang ia bayari ongkos bis. Wisnu Megantoro. Meskipun sudah berterima kasih, lantas si bos mengamuk di depan Dewi dan mengomelinya tanpa ampun karena keterlambatannya. Tidak tahan dengan sikap arogan berlebihan bos barunya, Dewi akhirnya menyerah. Namun, kejutan tidak hanya sampai di situ. Begitu Dewi ingin membuka pintu untuk keluar dari ruangan, Wisnu mengaku bahwa itu semua hanya lelucon. Sebuah plonco untuk karyawan baru. Tidak terima, Dewi balik mengamuk dan mengancam menghancurkan kantor kalau Wisnu tidak mau keluar dari kantor bahkan sampai keluar gedung.

Wisnu merasa bersalah sepanjang hari. Dia bahkan tidak berani masuk kantornya lagi. Takut kehilangan sekretaris barunya, Wisnu sampai mengirimkan banyak sekali karangan bunga ke rumah Dewi dan berlembar-lembar kartu ucapan maaf.


Kejadian di hari pertama Dewi masuk kerja ternyata malah membuat Wisnu bisa dekat dengannya. Mungkin karena sikap Wisnu yang mau membaur dengan anak buahnya dan juga karena sikap Dewi yang terbuka dan memberikan maaf.

Tingkah mereka layaknya sabahat yang sudah lama berteman. Rasa nyaman satu sama lain membangun kecocokan yang tidak tergoyahkan. Meskipun Dewi punya Daus dan Wisnu sedang mengejar Tatiana. Tetap saja, at the end of the day, mereka mencari satu sama lain untuk curhat.


Semua orang bisa melihat aura kecocokan itu dari mereka. Bahkan ketika ada kesempatan, kecocokan itu menular pada keluarga mereka masing-masing. Hanya mereka berdua yang tidak bisa melihat bahwa kecocokan itu menjadi awal yang baik untuk suatu hubungan karena memang tidak ada getaran romantis di antara mereka.



Menurut kalian gimana? Apakah Wisnu dan Dewi bisa bersama atau mereka akan berjalan masing-masing mengejar getaran romantis pada pasangan mereka?

[CLOSING]
Buku ini adalah re-read. Namun, rasanya seperti pertama kali membaca. Ada ketertarikan yang mungkin sama seperti yang aku dapatkan waktu pertama kali baca.

Aku suka dengan poin yang ingin disampaikan oleh penulis bahwa pasangan itu bisa bertahan bukan hanya karena perasaan yang menggebu-gebu bernama cinta atau sayang. Karena ketika sudah menikah, rasa itu seperti kenangan indah yang hanya ada di masa lalu. Yang perlu dimiliki oleh pasangan itu adalah kecocokan satu sama lain. Dengan begitu, meski bertengkar atau berselisih paham, masing-masing akan punya cara meredam satu sama lain sehingga hubungan itu tetap bertahan. Menurutku, ini benar-benar pesan yang disampaikan dengan kemasan yang sangat baik dalam cerita ini. Romansa sesungguhnya terbaca di sini. 

Monday, January 1, 2018

[REVIEW] Road to Your Heart by Arumi E.

January 01, 2018 0 Comments
[BOOK INFO]
 Judul: Road to Your Heart (Love in Ho Chi Minh)
 Pengarang: Arumi E.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Chicklit
Halaman: 256
Periode baca: 27 Nov - 2 Des 2017 
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[BLURB]
Kevin Charles Wyler memulai perjalanan pertamanya menjelajahi Asia Tenggara ke Vietnam. Menjauh dari kerumitan masalah di kota kelahirannya, Los Angeles. Baru tiga hari berada di kota yang dulu bernama Saigon ini, lalu lintas ajaib Ho Chi Minh membuatnya celaka.

Tatiana Rawnie menjejakkan kaki untuk yang pertama kalinya di Ho Chi Minh untuk melakukan perjalanan bersama dua temannya, sekaligus menemui seseorang yang telah lima belas tahun meninggalkannya.


Keduanya bertemu dalam perjalanan menuju tempat bersejarah peninggalan tentara Vietkong. Insiden yang mendebarkan dan terlarang di Cu Chi Tunnel membuat mereka terikat dalam perjalanan panjang dari Ho Chi Minh menuju Hanoi.
 
Kevin, pemuda Amerika yang nyaris tak percaya Tuhan, dan Tatiana, muslimah asal Lombok, tak bisa mengelak dari perasaan saling suka yang perlahan tumbuh tak bisa dicegah. Segalanya hampir berjalan lancar andaikan Luce, gadis pirang dari masa lalu Kevin, tidak datang mengejar dan memaksa Kevin kembali ke LA.


Pengakuan mengejutkan dari gadis Amerika itu membuat kepercayaan Tatiana pada Kevin goyah. Manakah yang harus dia percaya; cerita Kevin atau Luce? Bagaimanakah dengan misi Tatiana? Apakah dia berhasil menemui seseorang yang berjanji akan menemuinya di Ho Chi Minh?


[REVIEW] 
Kevin jauh-jauh terbang dari Los Angeles ke Ho Chi Minh City untuk mengasingkan diri dari masalah peliknya di sana. Sejauh ini, dia cukup menikmati hari-harinya di kota itu. Lelaki itu bahkan bisa menyalurkan kegemarannya akan sepeda motor di sana. Menyewanya dan berkeliling kota dengan motor tersebut.

Sayang sekali, semuanya tidak berjalan dengan lancar. Saat melintas di jalan raya, motor yang dikendarainya ditabrak dari samping. Penabrak pun tidak sempat mengerem tepat waktu menyebabkan kakinya mungkin patah tertimpa motor tersebut. 


Setelah Kevin, aku berkenalan dengan Tatiana atau yang akrab dipanggil Ana. Dia sedang melakukan perjalanan dengan dua teman perempuan lainnya ke Vietnam. Meskipun dua temannya punya agenda lain yang berbeda setelah beberapa hari di Vietnam.
 
Perjalanan kali ini, Ana memiliki tujuan lain selain menghabiskan waktunya untuk refreshing dan keliling dunia. Dia akan bertemu dengan ayahnya yang sudah meninggalkannya selama lima belas tahun.


"Jatuh cintalah pada lelaki yang baik, berkeluargalah. Utamakan keluargamu melebihi segala-galanya." (hal 143)

"Aku paham, orang yang sedang jatuh cinta memang cenderung begitu. Hanya bisa melihat yang baik-baik dari orang yang dicintainya. Mengabaikan tanda-tanda yang menunjukkan karakter tidak baiknya." (hal 223)
 
Pertemuan pertama Ana dengan Kevin terjadi di salah satu bis menuju salah satu wisata di Vietnam. Lelaki itu adalah orang terakhir yang menaiki bis karena kondisi kakinya yang sedang digips akibat kecelakaan motor yang dialaminya.


Pertemuan pertama itu membuat mereka lebih dekat karena pada akhirnya Ana terusik untuk membantunya karena kondisi Kevin saat itu. Pastinya karena dia juga tidak bisa menolak pesona ketampanan Kevin dengan mata birunya.


Meski begitu, Ana dengan sangat baik menjaga dirinya di depan Kevin. Menjaga identitasnya sebagai orang berbudaya Timur dan beragama Islam yang taat. Ini bukan masalah rasis tapi lebih kepada menjadi manusia yang baik di mata Tuhan. Benar-benar contoh yang mengagumkan. Kevin juga mendapati dirinya tertarik dengan gadis bermanik mata hitam dan bulat itu.


[CLOSING]
💐 Aku suka detail penggambaran lokasi dan segala macam tentang backpacker-nya. Terasa nyata sekali karena memang begitulah traveling ala backpacker dengan shared rooms and semua fasilitasnya. Memang mengurangi kenyamanan pribadi, tapi itulah esensinya.

💐 Aku suka dengan kemandirian dan keteguhan karakter tokoh utama, Tatiana. Dia bukan hanya kuat secara fisik karena dia ternyata jago bela diri, tapi juga kuat secara mental. Mugkin karena dia telah merasakan bagaimana kerasnya hidup sejak kecil. Ditambah lagi ketaatan beragamanya. Meskipun aku tidak tahu banyak mengenai agama yang dipeluk Ana, tapi dari kisah ini aku bisa merasakan ketaatan Ana untuk mematuhi aturan beragama dan dia benar-benar bisa menempatkannya di dunia nyata dari segala tindak-tanduknya.


💐 Konflik yang diangkat cukup sederhana, menurutku. Sebatas melakukan perjalanan dan bertemu dengan orang-orang yang menarik. Kesederhanaan itu membuat kak Arumi bisa bebas mengeksplor dua hal yang sudah kubahas di atas. Membuat kisah ini jadi tidak biasa seperti kisah romans pada umumnya.


 

Sunday, November 12, 2017

[REVIEW] (im)Perfect Serenade by Irene Dyah

November 12, 2017 0 Comments
[BOOK INFO] 
Judul: (im)Perfect Serenade
Pengarang: Irene Dyah
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Chicklit
Halaman: 248
Periode baca: 5-9 Nov 2017
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[BLURB]
Setiap perjalanan pasti butuh kata pulang, dan pulang bagimu saat ini adalah kepadaku, kepada yang kita bangun bersama enam tahun terakhir.


Kalimat itu barangkali menggetarkan hati sebagian orang. Namun bagi Seren, permohonan romantis dari suaminya terdengar seperti lelucon di siang bolong. Bagaimana tidak? Dia sedang menikmati masa terbaiknya bekerja di Juliet Club dan tinggal di kota secantik Verona! Ditambah bonus tampan nan sulit ditolak bernama Aris Zanetti, pria idaman berkualitas 4B (bibit, bebet, bobot, bule) yang masih terlihat macho meski tengah menggenggam pink gelato.


Lagi pula, bukankah suaminya pun sedang bersenang-senang bersama si Kuku Merah? Mau hancur ya hancur saja sekalian. 

Tapi, apa kata dunia nanti, bila seorang ikon wanita bercitra kisah cinta sempurna seperti Serenade Sukma, terbukti gagal membina rumah tangga? Bisa kiamat dunianya.

Apakah kencan nakal serta pesona tanah Sabang bisa membantu menyelesaikan perkara? Bisakah Seren mencantumkan happy ending laiknya “Romeo-Juliet” versi Pakistan? Atau jangan-jangan, kisah cintanya berakhir tragis seperti legenda Romeo-Juliet di Verona?

[REVIEW]
Pertama-tama, aku berkenalan dengan Serenade, yang akrab dipanggil Seren. Saat ini dia bekerja di Juliet Club, sebuah klub unik yang ada di Verona. Tugasnya mudah, membalas surat-surat yang ditujukan kepada Juliet, sang tokoh legendaris kekasihnya Romeo. Ayo, ngaku, siapa nggak tahu tentang kisah cinta mereka yang berakhir tragis (menurutku bukan tragis tapi bodoh, hehehe!)!

Nah, ternyata kepergian Seren ke Verona juga menjadi salah satu getaway dia dalam hal pekerjaan. Dia pergi ke Verona juga supaya bisa menemukan ide-ide baru untuk novelnya yang mandek. Namun, masih ada masalah pelik lain yang sedang dia hadapi, yaitu Bansar yang ternyata punya wanita lain selain Seren sebagai istrinya. Walaupun tahu, Seren tidak membahasnya dengan Bansar. Dia tidak mau merusak rumah tangganya dengan Bansar. Hei, Seren, nggak usah dirusak pun, itu udah rusak dengan kehadiran orang ketiga!


Dalam hari-harinya di Verona, seorang lelaki Italia bernama Aris Zanetti mengisi hari-harinya. Dia selalu tampak percaya diri dengan moto hidup: "Italians do it better!"


"Setiap perjalanan pasti butuh kata pulang. Dan pulang bagimu, di dunia ini, adalah kembali kepadaku. Kepada rumah kita, dan semua yang kita bangun enam tahun terakhir." (hal 132)

Pertemanan yang terjadi antara Seren dan Aris sedikit melewati batas. Jujur saja, aku kaget Seren bisa terbawa suasana. Walaupun dia terluka karena perselingkuhan suaminya, tapi menurutku dia kurang memegang kendalinya ketika dihadapkan pada sosok bagai pahatan dewa. Untungnya, Seren diingatkan akan sesuatu yang dia lihat di apartemen Aris ketika Aris mengundangnya makan malam. Sesuatu yang menghentikannya berbuat lebih jauh, sesuatu yang sedikit banyak membuatku memahami Aris. Maksudku, well, he's a foreigner with all his cultures and norms. You just can't blame him for that.


Seren izin pulang setelah bermenit-menit tidak nyaman bersama Aris malam itu. Dan dia lebih kaget lagi menemukan Bansar sudah ada di dalam kamar hotelnya. Ya, Bansar yang harusnya menikmati kesendirian dengan selingkuhannya itu di Jakarta, memilih untuk terbang ke Verona dan mengajak Seren pulang ke Indonesia. 


"Kamu sadar nggak sih, buat lelaki, meminta maaf itu benar-benar sesuatu yang membanting ego dan menginjak-injaknya dengan kakinya sendiri. Dan kalau Bansar melakukan selalu bisa melakukannya, sebesar itu pula rasa sayangnya kepadamu." (hal 207)

Aku mulai sedikit simpati pada sosok Bansar. Dia memang bukan lelaki yang memohon-mohon untuk diampuni karena kesalahannya dekat dengan Ayang, tapi itu juga bukan 100% kesalahannya. Lelaki itu benar-benar berusaha memegang janji setianya dengan Seren.


Serupa pula dengan yang Mbak Emma--atasan Seren--bahwa Bansar adalah lelaki yang telah memberikan janji sucinya pada Seren, bukan Aris--lelaki Italia--yang dengan sejuta pesona memikat wanita mana pun yang cantik di matanya. Ya, memang Aris yang sanggup bersikap romantis padanya, memperlakukan Seren dengan amat manis seolah dialah yang paling beruntung di dunia ini. Namun, sejatilah Bansar yang menyusulnya ke Verona dan menjemputnya pulang.


Meski sudah meminta maaf atas kesalahannya, Seren tetap saja meminta waktu untuk memaafkan Bansar. Tapi Seren mungkin lupa, bahwa yang pernah dilakukannya dengan Aris pun, adalah hal serupa seperti yang dilakukan Bansar dengan Ayang.


Apakah kedua manusia ini akhirnya bisa saling memaafkan dan memurnikan janji setia mereka lagi? Itu jawaban satu itu, aku harus meminta kalian baca bukunya. 


[CLOSING]
Ini pertama kalinya aku baca karya Mbak Irene Dyah. Kesan pertama, tidak mengecewakan. Ya, iyalah, Mbak Irene udah malang melintang di dunia novel Indonesia, aku saja yang terlambat berkenalan.

Kisah ini secara pribadi menggugah hatiku. Tentang perjalanan seorang wanita yang suaminya selingkuh. Namun, di samping itu, ternyata Seren juga hampir melakukan hal yang sama. Menurutku, itu harusnya membuat dia lebih mudah untuk memaafkan Bansar, suaminya. Tetapi, tidak. Justru dia begitu sulit melepas kesalahan Bansar. Inilah keegoisan seorang wanita. Dia disakiti, tapi ketika dia menyakiti dia tidak sadar karena terlalu dicintai oleh Bansar.

Sayang sekali tidak ada momen Bansar tahu perihal Aris dan hubungannya dengan Seren di Verona. Aku hanya penasaran dengan reaksi Bansar. Ya, aku tahu di dalam kisahnya tersirat bahwa Aris bermaksud baik dan Bansar selalu memaafkan atau bahkan akan meminta maaf pada Seren karena hal itu. Tetapi tetap saja, bagian itu mengganjal di hatiku.

Aku suka karakter Mbak Emma dalam kisah ini. Dia adalah atasan Seren, yang sekaligus menjadi orang yang bisa melihat permasalahan yang dialami Seren dengan mata yang lebih netral. Beberapa ucapannya pada Seren benar-benar menohok hati dan sanggup menyadarkan Seren.

Buku ini adalah curahan hati beberapa perempuan yangmengejar kisah hidupnya dengan cara yang berbeda. Buku ini mengajarkan bahwa ada bahagia untuk setiap wanita, kita tinggal mengejarnya. Sudahkah kamu mencapai bahagiamu sendiri? Kalau belum, coba deh baca buku ini, rasa bahagia di hatimu akan meningkat begitu kamu selesai membacanya!

Thursday, October 26, 2017

[REVIEW] Winter in Tokyo by Ilana Tan

October 26, 2017 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Winter in Tokyo
Pengarang:Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre Chicklit
Tebal: 313 halaman
Periode baca: 24 - 26 Oktober 2017
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[BLURB]
Tetangga baruku, Nishimura Kazuto, datang ke Tokyo untuk mencari suasana baru. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan, dan bisa diandalkan. Perlahan-lahan---mungkin sejak malam Natal itu---aku mulai memandangnya dengan cara yang berbeda. Dan sejak itu pula rasanya sulit membayangkan hidup tanpa dia.
---Keiko tentang Kazuto


Sejak awal aku sudah merasa ada sesuatu yang menari dari Ishida Keiko. Segalanya terasa menyenangkan bila dia ada. Segalanya terasa baik bila dia ada. Saat ini di dalam hatinya masih ada seseorang yang ditunggunya. Cinta pertamanya. Kuharap dia bisa berhenti memikirkan orang itu dan mulai melihatku. Karena hidup tanpa dirinya sama sekali bukan hidup.
---Kazuto tentang Keiko


Mereka pertama kali bertemu di awal musim dingin di Tokyo. Selama sebulan bersama, perasaan baru pun mulai terbentuk. Lalu segalanya berubah ketika suatu hari salah seorang dari mereka terbangun dan sama sekali tidak mengingat semua yang terjadi selama sebulan terakhir, termasuk orang yang tadinya sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya.


[REVIEW]
"Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?" (hal 68)


Cerita ini berlatar di Tokyo, Jepang. Aku suka dengan latarnya plus juga suka dengan suasana musim dingin. Aku berpikir itu musim yang paling romantis.



Cerita ini tentang Keiko seorang wanita berdarah campuran Indonesia dan Jepang, bertemu dengan seorang pemuda bernama Kazuto yang baru pindah dari New York ke Tokyo. Mereka menjadi tetangga satu gedung apartemen. Entah mengapa, aku merasa Kazuto ini agak flirty ke Keiko. Atau mungkin itu hanya gaya berteman Kazuto yang terbawa dari New York.

Kazuto jelas melarikan diri dari sesuatu di New York. Sementara Keiko masih menyimpan satu nama dalam hatinya yang membuat dia kebal terhadap perasaan orang lain padanya.

Hubungan antara Keiko dan Kazuto bertambah akrab. Memang Kazuto merasakan perasaan yang spesial kepada Keiko. Meskipun demikian, lelaki itu tidak kunjung berani menyatakan perasaannya.



Selain itu, pertemuan kembali Keiko dengan cinta pertamanya, Akira, membuat fokus gadis itu terpecah. Dia menyukai kebersamaannya dengan Kazuto. Pun demikian hubungannya dengan Akira terasa mimpi yang terwujud setelah menunggu 13 tahun. Hal itu membuat Kazuto tidak ingin menunggu lagi.

"Kau bisa melupakannya," tanya Kazuto tegas sambil menatap lurus ke dalam mata Keiko yang bingung, "dan mulai benar-benar ... benar-benar melihatku?" (hal 138)


Kalimat itu merupakan awal kisah cinta mereka sesungguhnya. Karena selang beberapa jam, ingatan Kazuto direnggut karena pemukulan pada dirinya. Sedangkan, sesuatu dalam hati Keiko bertumbuh dengan subur kepada Kazuto. Gadis itu menyadari perasaannya pada Kazuto.



Simpang rasa yang sangat menyakitkan! Belum lagi, kehadiran Yuri, wanita yang disukai Kazuto, di Tokyo yang membuat segalanya semakin rumit.

[CLOSING]
Ceritanya bikin penasaran buangeet dan bikin nggak bisa berhenti baca!Tadinya kupikir 4 kali upload review di IG terlalu sedikit karena biasanya 5 kali, dan jumlah halaman pun lebih dari 300. Nyatanya, cerita ini bisa bikin aku duduk manis sambil menunggu jam pergi kerja, dibaca sepanjang perjalanan ke kantor dan pulang kantor, lanjut lagi di kamar setelah beres-beres. Addictive!

Yang mungkin buatku menarik adalah latarnya yang di Jepang. Itu destinasi terakhir yang aku kunjungi dan bener-bener bisa membayangkan adegan-adegannya lebih real. Ditambah juga aku lumayan akrab dengan kisah cinta Jepang (dulunya doyan komik serial cantik), jadi, mudah sekali terhanyut di dalamnya.

Di tengah cerita memang agak bikin gemas dan nyesek, tapi aku paham alasannya mengapa begitu. Aku nggak menangis baca cerita ini meski beberapa orang bilang cerita ini sedih. Namun, buatku, cerita ini manis kok. Suka!

Empat bintang buat buku ini. Satu bintang aku ambil karena sepertinya belum cukup kuat untuk membuatku kepengen baca buku lain dari seri ini. By the way, ini buku kedua dari seri ini yang kubaca. Yang pertama adalah yang di Seoul. Again, manis, tapi kurang bikin candu sampai tahap autobuy.

Thursday, September 28, 2017

[REVIEW] Surat untuk Ruth by Bernard Batubara

September 28, 2017 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Surat untuk Ruth
Pengarang: Bernard Batubara

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Umum

Tebal: 165
Periode baca: 27 September 2017
Ratings: 🌟🌟🌟
[BLURB]
Ubud, 6 Oktober 2012

Ruth,

Satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu sejak lama,
bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta, namun ditakdirkan untuk tidak bersama?

Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung selama yang kita inginkan.
Jika waktunya telah usai dan perpisahan ini harus terjadi, apa yang bisa kita lakukan?

Masihkah ada waktu untuk kita bersama, Ruth?

JIka memang kamu harus pergi, berilah aku waktu sedikit lebih panjang untuk menikmati saat-saat terakhir bersamamu. Meski tidak lama, hanya sebentar, seperti senja yang senantiasa kamu lukis, atau seperti ciuman pertama kita yang ragu-ragu. Berilah aku waktu sedikit lebih panjang untuk memelukmu, karena aku belum mengungkapkan seluruhnya yang ingin kukatakan kepadamu.

Ironis, Ruth. Kamu berkata “Aku sayang kamu” tepat pada saat kamu harus meninggalkanku.


- Areno

[REVIEW]
Tentang buku ini. Apa ya yang perlu aku tuliskan? Aku selalu suka tulisannya Bang Bara. Selalu mengena di hati. Namun, kali ini lebih terasa seperti menaburkan garam di luka yang setengah kering. Ha ha ha!

Banyak kenangan-kenangan pribadi yang muncul ketika aku membaca ini. Dan, mungkin, sama seperti beberapa orang yang sudah membaca buku ini, kebanyakan dari mereka meneteskan air mata. Sungguh bukan karena akhir yang memuaskan batin, tapi untukku, lebih kepada sakit hati yang tiba-tiba muncul lagi.


Maaf, mulai ngaco review-nya. Ha ha ha. So, here are the reasons why only 3 stars:
• Ada beberapa part dalam cerita tersebut yang nggak klik sama keseluruhan cerita setelah aku baca sampai habis. Ada hubungannya, tapi itu tadi, nggak klik. Mungkin aku yang tidak bisa menghubungkan.
• Buku ini tidak ada adegan 'menjurus' tetapi aku menangkap nilai yang kurang sesuai dengan norma yang berlaku: seorang gadis mengiyakan tidur sekamar dengan seorang lelaki yang baru dikenal beberapa lama. Apa pun alasannya, meski dia suka, harusnya sedikit keberatan.
• Alasan terakhir mengandung spoiler, jadi, aku tidak akan tulis.


Overall, it's a good book to share the pain of a broken heart. So, enjoy the pain while you can!


[QUOTES]
"Aku menciummu sekali lagi, kali ini sebuah ciuman yang panjang. Ciuman yang menandai awal sebuah perjalanan, sekaligus menjadi penanda akhirnya." (hal 10)

"Indah, namun sesaat. Cantik, namun sebentar. Memukau, namun begitu lekas menghilang. Seperti kamu. Seperti kita." (hal 19)

"Cinta akan habis tergerus waktu, sementara rasa sayang tidak." (hal 27)

"Kesimpulannya, Ruth: di saat kita tidak lagi mencari, di situlah kita akan menemukan. (hal 102)

"Karena waktu kita tinggal sebentar, maukah kamu menghabiskannya dengan tersenyum, bersenang-senang, dan melupakan kenyataan bahwa kita tidak bisa bersama lagi? (hal 114)  

Monday, September 25, 2017

[REVIEW] Unforgettable Sunset: Love in Santorini by Indah Hanaco

September 25, 2017 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Unforgettable Sunset (Love in Santorini)

Pengarang: Indah Hanaco
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Romance

Tebal: 251
Periode baca: 21 - 25 September 2017
Ratings: 🌟🌟🌟
🌟🌟
[BLURB]
"Kau sendirian, Miss? Kalau boleh tahu, siapa namamu? Atau ... haruskah kupanggil 'Milikku'?"


Sapaan lancang yang awalnya dilontarkan sambil lalu oleh Terry Sinclair itu mengubah hidup Masha Sedgwick. Kegemarannya pada pria hidung belang itu malah mengantarkan Masha pada petualangan hati yang menyusahkan.


Terry, tidak punya niat ambisius apapun saat menggoda Masha yang ditemuinya saat berlibur di Santorini. Tapi Tuhan malah membuatnya menahan tinju seorang model mabuk untuk melindungi Masha. Dan berakhir dengan perasaan cinta yang meluap-luap dan tak bisa dikendalikan.

Masalahnya, meski akhirnya terbelit cinta, Masha dan Terry adalah dua orang yang tak berani mengambil resiko untuk berkomitmen. Terry penderita cedera otak yang mungkin takkan pernah sembuh. Sementara Masha selalu bergidik jika diajak menikah karena terlalu takut dikhianati.

Namun, suara hati tak bisa dikekang lebih lama. Masha dan Terry, suka atau tidak, sudah saling jatuh cinta.

Pertanyaannya, bagaimana mereka bisa bertahan?

[REVIEW] 
"Aku adalah tunangan pertamanya, sebelum dia mencampakkanku. Kau yang ketiga. Selamat datang di Klub Korban Miss Sedgwick." (hal 11)

Berkenalan dengan Masha, wanita berusia 32 tahun. Entah apa yang terjadi dengannya, dia alergi terhadap komitmen. Bawaannya mau kabur terus kalau ada lelaki yang ingin menjajaki hubungan serius dengannya, seperti yang barusan terjadi. Wanita itu memutuskan hubungannya dengan Judd. Padahal, latar belakang keluarganya baik-baik saja.

"Kau sendirian, Miss? Kalau boleh tahu, siapa namamu?" Lelaki itu tiba-tiba tersenyum lebar. Jika sebelumnya oranh yag mengadang langkahnya itu sudah rupawan, seulas senyum mampu membuatnya lebih memesona. Masha menahan napas tanpa sadar. "Atau... haruskah kupanggil 'Milikku'? (hal 31)



Deretan itu adalah kalimat yang pertama kali didengar Masha dari seorang Terrence (Terry) Sinclair. Dia yang hampir terpesona oleh kemolekan Terry, langsung merasa ilfeel. Hal itu membuat dia membalas Terry,

"Aku mantan istri yang mencampakkannya. Kau harus hati-hati karena laki-laki ini kecanduan seks, selingkuh, dan suka mengutil." (hal 31)


Asli, aku ngakak pas bacanya. Si Masha itu mungkin otaknya juga geser, mirip-mirip dengan yang terjadi pada Terry. Dia rencananya balas dendam pada Terry, dengan membuat perempuan yang bersama Terry kesal. Nyata dia malah 'menyelamatkan' Terry. Tak lama berselang, kini giliran Masha yang diselamatkan Terry dari pukulan seorang model mabuk di sebuah bar.

Anggap aja impas, ya, Bapak dan Ibu! Meskipun impas, itu tidak menjadikan hubungan mereka berakhir di sana. Itu hanya permulaan.

"Aku sengaja melakukan itu. Memberimu banyak kebaikan supaya kau berutang padaku. Jadi, seumur hidup kau tidak akan pernah bisa lepas dariku. Kau akan terlalu sibuk menghitung kebaikan yang sudah kulakukan dan cara untuk membalasnya." Dia menatap Masha sambil menyeringai. "Apa itu sudah terdengar cukup menakutkan?"(hal 61)

Masha itu wanita yang takut dengan komitmen. Sedangkan Terry adalah lelaki yang punya cedera otak yang mungkin tidak bisa sembuh akibat kejadian di masa lalunya. Namun, mulut usilnya tidak pernah bertobat sampai-sampai kata-kata itu meluncur dari bibirnya. Untung saja, Masha tidak menganggapnya serius. Sepertinya kebersamaan singkat mereka membuat pemahaman tak tertulis bagi keduanya.


"Oke, aku tidak akan mengkritikmu lagi soal ini. Biarlah kita tetap menjadi orang asing yang buta satu sama lain. Kurasa itu jauh lebih menarik." (hal 84)
 
Nope, that's not what happen next!

"Aku akan memegang tanganmu tiap kali kita berjalan seperti ini. Supaya tidak ada yang celaka. Setuju, kan?" (hal 93)

Si Playboy cap kakap sudah melancarkan aksinya. Dia tidak sanggup menepis pesona Masha, dan memanfaatkan setiap peluang. Bener banget, mulutnya si Terry itu maniiiiis banget. Bisa diabetes mendadak kalo di dekatnya. Sepertinya itu juga yang terjadi pada Masha. Dia memang tidak mengidap diabetes karena Terry sih, tetapi dia merasa dirinya melonggarkan semua aturan yang diterapkannya untuk Terry dan membiarkan lelaki itu menggandengnya sepanjang waktu.

"Aku tidak tertarik padamu, Masha. Aku jatuh cinta padamu." (hal 135)

Pengakuan yang ditakuti Masha meluncur dari bibir Terry. Meskipun mereka sempat berpisah selama beberapa waktu setelah liburan di Santorini. Nyatanya, keduanya tidak sanggup menahan perasaan kehilangan. Terry yang muncul lagi di hadapan Masha, dan meresikokan dirinya untuk mengungkapkan perasaannya pada Masha. Terry tahu dia hanya akan ditolak. Namun, begitu lebih baik ketimbang perasaan itu meradang di dirinya sendiri.

Akan tetapi, jawaban Masha membuat kisah mereka semakin terbawa jauh. Lapisan demi lapisan diri Terry dan Masha terkuak dengan sangat sederhana, manis, tetapi kadang perih.

[CLOSING]
Aku suka pake banget buku ini. Selain cover-nya yang manis banget, aku tidak menyangka menemukan Terry yang juga ternyata sangat manis di balik semua kejadian masa lalu dalam hidupnya. Terry itu sosok cowok yang bisa merangkul pahit manisnya kehidupan. Dia memilih menerima mukzizat kecil dalam hidupnya untuk bangun. Tidak selamanya yang mukzizat yang mengejutkan itu bisa menyadarkan kita. Dari Terry, aku belajar itu.

Aku juga belajar dari Masha. Ada kalanya, kekerasan hati memang tumbuh dari pengalaman masa lalu orang lain. Makanya seringkali kita menghindar dan menutup diri. That's what actually happens to me. Tapi, sekali lagi, melalui kisah ini, aku diajak untuk sadar bahwa manusia pun tidak bisa menolak--meski mau banget--jalan yang sudah ditentukan oleh Tuhan.

Aku merasa review-ku agak kali ini sedikit berbeda. Karena memang aku secara pribadi tergugah oleh kisah ini. Awalnya aku sempat merasa kisah ini terlalu berat karena menyinggung-nyinggung masalah mantan veteran di daerah konflik. Lalu ditambah dengan konflik internal keluarga yang rumit. Plus, bahasa penulisan yang terbaca seperti terjemahan. Namun, aku tenggelam dalam kisah ini. Walaupun jujur saja, sempat teralihkan dengan buku Millionaire's Heart dari pengarang yang sama yang aku baca bergantian dengan buku ini. But, anyway, Terry has his own way back to my attention! 

Secara keseluruhan, aku lebih dari puas membaca kisah ini!

Tuesday, September 19, 2017

[REVIEW] Fixing a Broken Heart by Indah Hanaco

September 19, 2017 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Fixing a Broken Heart
Pengarang: Indah Hanaco

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Young Adults

Tebal: 288
Periode baca: 26 Agustus - 17 September 2017
Ratings: 🌟🌟🌟
🌟
[BLURB]
Depresi.


Pacar pertama Brisha posesif dan suka memukul. Pacar keduanya ternyata sudah menikah dan sering memakai jasa cewek nakal. Brisha pun melarikan depresinya dengan makan berlebihan. Perlahan tubuhnya membengkak. Dengan menelan pil pelangsing dan memulai diet ekstrem, Brisha berharap tubuhnya kembali seperti semula. Sayangnya itu hanya membuat ia berakhir di rumah sakit.


Di situlah Brisha kembali bertemu Austin, mantan pacar Sophie. Pertemanan Brisha dan cowok yang meninggalkan bangku kuliah demi mengejar karier di dunia hiburan itu pun dimulai. Melibatkan premiere film, kunjunhan ke toko furnitur, dan berakhir dengan perasaan nyaman satu sama lain.


Brisha dan Austin pasangan yang klop, saling melengkapi dan menyempurnakan. Namun, cinta mustahil dari bebas ujian, kan? Ketika kasus pembunuhan, gadis berorientasi seksual tak biasa, hingga mantan napi yang ingin membalas dendam mengganggu hubungan mereka, apa yang harus dilakukan Brisha dan Austin?


[REVIEW]
Di awal cerita, aku berkenalan dengan sosok Brisha, seorang gadis berusia 21 tahun yang kelebihan berat badan dan sedang berusaha diet. Gara-gara desakan dari kakak sepupunya, Brisha akhirnya memutuskan untuk menenggak obat pelangsing. Benar saja, seminggu berlalu dan beratnya sudah turun satu setengah kilo. Tapi eits, jangan senang dulu, 24 jam kemudian, dia masuk rumah sakit karena dehidrasi. Kapok ya, Bri?

Setelah itu, aku juga berkenalan dengan sosok Austin, seorang cowok berusia hampir 22 tahun yang sedang naik daun di dunia entertainment. Tentang Austin ini, apa ya? Aku merasa dia too good to be true dalam kehidupannya menjadi artis. Dalam artian, mau dong, satu yang kayak gitu! Austin ini anak yang berbakti pada ibunya dan rendah hati sekali.

Mereka dipertemukan di latar rumah sakit ketika Brisha baru saja diperbolehkan pulang. Bukan pertemuan pertama karena Austin merupakan mantan kekasih sahabat Brisha, Sophie.


Austin menggunakan kesempatan bertemu dengan Brisha di rumah sakit untuk mengundang gadis itu dan kedua temannya untuk hadir di premiere film. Sayang sekali, kedua sahabat Brisha tidak bisa datang. Dengan alasan tidak enak hati, Brisha datang sendiri. Itu pertemuan kedua mereka.

Lalu Brisha memutuskan untuk bertemu lagi dengan Austin untuk membantunya dalam tugas wawancara. Si Ganteng itu dengan senang hati mengiyakan bahkan menelepon kembali Brisha saat teleponnya tidak terangkat olehnya. Pertemuan mereka berujung gosip Austin akan segera menikah karena wartawan melihat mereka berjalan berdua keluar dari toko furnitur. Gosipin aja terus, bang, digosok makin siiiiip! Padahal Brisha cuma membantu Austin memilih perabot rumahnya! Please, jangan bikin Brisha baper dong!


Setelah wajahnya masuk infotainment, sahabat Brisha malah makin memanas-manasinya. Bahkan Sophie, mantan kekasih Austin sampai bilang,


"Salahnya di mana? Kami berdua kan nggak hidup di masa lalu. (hal 88)

Ish, Sophie bikin aku pengen lupain masa lalu deh! Andai semudah itu, Soph!
 


Setelah diterpa gosip pacaran dengan Austin, tidak lantas membuat keduanya menjauh. Namun, ada saja alasan Austin untuk berada di dekat Brisha. Alasan utamanya adalah beli perabotan lagi! Modus terus, Bang!

Namun, ada fakta lain yang mengganggu Brisha. Andaru, mantan kekasihnya yang masuk penjara karena melakukan kekerasan padanya, kini sudah bebas. Dan ternyata, Austin juga kenal sama Andaru. Brisha jadi pusing tujuh keliling. Dia ketakutan ketika melihat Andaru muncul di rumah Austin. Ada efek samping yang manis juga, Brisha dipeluk Austin. 😍😍😍😍😍 
"Tapi, bukankah perasaan itu memang sesuatu yang aneh dan nggak bisa ditebak sama sekali? Nggak bisa dikendalikan. Bikin orang tersesat. Jadi, kenapa kita nggak cari tahu saja ke mana arah semua ini?" (hal 160)

Eeaaa, bisa aja si Austin ngajak pendekatannya. Bawa-bawa perasaan lagi. Nggak cukup tadi pegangan tangan sama Brisha? Pernah pelukan juga lagi. He he he!

Pendekatan Austin pada Brisha membuahkan hasil. Meskipun ada keraguan dalam hati Brisha, dia pun menerima Austin menjadi cowok spesial dalam hidupnya.

Hubungan internal mereka memang baik-baik di luar kekhawatiran Austin pada sosok Andaru yang mendatangi Brisha di rumahnya. Sepulangnya Austin dari rumah Brisha, dia dihadapkan pada berita Ibunya ingin rujuk dengan Ayahnya. Bukannya Austin membenci Ayahnya, tetapi dia hanya merasa Ayahnya kembali hanya karena alasan finansial.


"Ibu nggak lupa, Tin. Cuma, Ibu juga nggak bisa membohongi diri sendiri. Ibu masih cinta sama Ayah." (hal 230)

Belum lagi misteri salah seorang rekan aktornya yang meninggal dengan cara tak wajar. Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah hubungan Brisha dan Austin bisa bertahan di tengah masalah yang merundung keduanya? 


[CLOSING]
📺 Sebenarnya, ketika membaca blurb dan beberapa part awal yang kurasa agak 'ngebut', aku berekspektasi menemukan penggambaran semua konflik yang dibeberkan di blurb secara detail dan tarik menarik di dalam bukunya. Aku berpikir, wah, akhirnya aku bisa membaca konflik yang lebih detail, tidak melulu tentang cinta. Sayangnya, enggak. Namun, itu nggak jadi masalah karena penyuguhan romansanya 'aku' banget dan aku cukup puas dengan itu.

📺 Aku suka keberagaman konflik di dalam cerita ini. Eksplorasinya oke. Tokoh-tokohnya hidup dan mendapat porsi yang tepat dalam cerita ini, meski kedua tokoh utamanya mungkin nggak akan tinggal terlalu lama di kepalaku. Bukan karena nggak berkesan, emang akunya aja yang isi kepalanya random dan nggak jelas. 😅😅


📺 Buku ini aku rekomendasikan untuk teman-teman yang suka dengan bacaan ringan tetapi memiliki cakupan yang cukup luas dari segi profesinya (ada mahasiswa, toko furnitur, hukum, artis, dan penyimpangan seksual). Balik lagi, semuanya dalam porsi yang cukup. Akunya aja yang kepengen lebih makanya nggak gitu klik mati sama cerita ini.

[REVIEW] Hair-Quake by Mariskova

September 19, 2017 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Hair-Quake
Pengarang: Mariskova

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Metropop
Periode baca: 8 - 15 Juli 2017
Ratings: 🌟🌟
[REVIEW]
A girl has only one simple wish to start each day: no bad hair day!

Saya tertarik karena blurb-nya. Namun, saat saya membaca, buku ini tidak meninggalkan efek pengen buka terus karena penasaran dengan ceritanya. Saya dua kali buka ending-nya, mencoba menemukan motivasi. But, no, it was a BIG mistake. Not the ending I expected. Ya sudahlah ya, yang penting saya selesai membacanya.

Satu-satunya hal yang saya suka adalah konflik yang terjadi di dalam lingkungan kerjanya yang emang REAL banget. Sayangnya, eksekusinya tidak menekankan banyak pada itu. Hanya sepintas-pintas.

Ah, sudahlah, saya cuma pembaca yang banyak maunya. Romansanya juga nggak kental. Jadi, kayaknya datar-datar aja.

Maaf ya, review saya tidak terlalu bagus. Mungkin ekspektasi saya yang terlalu tinggi.

Friday, September 15, 2017

[REVIEW] Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami

September 15, 2017 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Cerita Cinta Enrico
Pengarang: Ayu Utami
Genre: Umum 

Periode baca: 1 - 2 Juli 2017
Ratings: 🌟🌟🌟
[REVIEW]
"Seorang anak harus mendapatkan restu kedua orangtuanya agar hidupnya lapang dan bahagia." (hal 122)
Setuju ya semua sama pernyataan di atas? Ya dong!
Tapi di cerita ini malah si anak akhirnya memutuskan untuk tidak mengikuti kemauan orangtuanya lagi, meskipun mendapatkan restu kedua orangtuanya untuk mendukung keputusannya. Kekecewaan yang dipendamnya kepada sosok sang Ibu semakin menjadi kian harinya.


Buku ini sastra banget. I mean, I've read Ayu Utami's before, but it certaintly not for light reading, at least for me. Jujur saja, banyak metafora, majas-majas yang digunakan dan membuat otak malas saya dipaksa bekerja. Namun, ketika ceritanya dilafalkan terdengar begitu melodik. Selain itu, banyak bahasa Indonesia yang jarang sekali digunakan oleh penulis-penulis yang biasa saya baca (iya, selera buku saya emang cupu).


Ditulis dengan jujur (karena ini diambil dari kisah nyata), dan mencerminkan kehidupan. Ada lucunya, konyolnya, songongnya, berontak dan kecewa, yang membentuk seorang lelaki.


Saya nggak bisa kasih bintang banyak-banyak karena ada beberapa kata dan kalimat yang saya asal tebak maksudnya. Cukup frustrasi karena saya pengen menyelesaikan buku ini, tapi juga nggak segitu kecewanya dengan keseluruhan ceritanya. Udah gitu aja.


[QUOTES]
Hidup adalah permainan. Tetapi hidupmu juga tak boleh dikuasai permainan. (hal 140)
Biarlah aku kalah di mata orang banyak. Aku memilih menang di mataku sendiri. Itulah ujian terberatku: memilih kalah di mana dunia tapi setia pada prinsip yang tak kelihatan orang. (hal 144)
Tapi orang yang sungguh setia kawan adalah dia yang mau berkorban untuk sesuatu yang tanpa harapan sekalipun. (hal 145)

Thursday, September 14, 2017

[REVIEW] Love, Curse & Hocus Pocus by Karla M. Nashar

September 14, 2017 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Love, Curse & Hocus Pocus
Pengarang: Karla M. Nashar

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Romance
Periode baca: 18 - 20 Juni 2017
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[REVIEW]
Jujur saja, waktu saya pertama kali lihat buku ini di Scoop, saya melewatkannya karena merasa sudah punya dengan judul mirip. Ternyata setelah dibaca lebih teliti, judulnya beda dari yang sudah saya punya, alias sekuelnya. Well, dengan senang hati saya beli ebook ini di @scooptoday dengan harga diskon 95%.

Namanya juga sekuel, jadi ya memang lanjutan kisah Troy dan Gadis saling menemukan cinta satu sama lain. Mereka masih keras kepala, tentunya. Namun, seiring berjalannya waktu dan juga perjalanan menemui seorang gipsy yang membuat mereka mengalami mimpi menikah di buku sebelumnya, membuat mereka menyadari sesuatu. Sesuatu yang selama ini mati-matian mereka sangkal.

Suka sama ceritanya dan puas sama ending-nya. Hanya saja kurang paham sama dunia per-gipsy-an yang mungkin kalau dibuat lebih detail akan lebih menarik (tapi kan bakalan melebar jauh inti cerita *plak*).

Suka sama si Bule Ganteng Jadi-Jadian Troy dan si Nasionalis Sejati Gadis.

[QUOTES]
Kita memang melihat kehidupan ini denga sepasang mata, tapi dengan hatilah kita baru bisa benar-benar menatap apa yang ada di dalam kehidupan ini. (hal 15)
Melabeli itu berarti kita memberikan batasan pada sesuatu. Banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa dilabeli dengan kata-kata yang punya keterbatasan. (hal 336)
That little voice inside us always tells the truth, but most people take it for granted. (hal 337)
Love is a celebration of feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain. (hal 337)
Love is simple, but most people tend to overanalyze it. (hal 338)
Kita memang bukan pasangan sempurna, tapi kita saling menyempurnakan. Kita memang tetap akan bertengkar, tapi pertengkaran yang sehat justru akan membuat kita semakin mengerti sati sama lain. (hal 397)