Instagram Posts

Showing posts with label Wiwien Wintarto. Show all posts
Showing posts with label Wiwien Wintarto. Show all posts

Thursday, January 11, 2018

[REVIEW] Say No to Me by Wiwien Wintarto

January 11, 2018 0 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Say No To Me
Pengarang: Wiwien Wintarto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Metropop
Halaman: 384
Ratings: 🌟🌟🌟

[BLURB]Dua bulan menjelang perayaan wedding anniversary kesembilan, Wisnu dan Dewi sepakat membuat acara lain daripada yang lain. Mereka ingin kisah cinta lokasi yang dialami dulu terulang kembali pada next generation karyawan di lingkup kerajaan bisnis Helman Corporations yang dipimpin Wisnu. Diam-diam mereka menyeleksi karyawan sehingga terpilih dua kandidat final untuk dicombangkan. Arga Saktiawan, karyawan baru di bagian marketing pengembang game Omega Dome, anak perusahaan Helman Corp, merasa hidupnya adalah serangkaian kegagalan dalam urusan pekerjaan ataupun percintaan. Pemuda inilah yang akan dijodohkan denga Ariana Nanda, pegawai baru Toko Buku Daring dan Kafe LookBook yang brilian sebagai penulis tapi kerap berpola pikir tidak umum karena masa kecil yang mengenaskan.
 
Perjodohan akan meliputi proyek adaptasi novel karya Ariana, Love in Pocong, menjadi aplikasi game interaktif juga film layar lebar. Arga akan menjadi asisten manajer proyek ini yang diharapkan bisa menemani Ari selama proyek berlangsung. Namun Arga sudah kadung jatuh cinta kepada Ari. Dan hal itu ditunjukkan secara terang-terangan sehingga Ari pun ilfil. Ari justru terlibat asmara dengan Reva, bos Omega Dome, yang seharusnya jadi kaki-tangan Wisnu dalam perjodohan tersebut. Padahal, Reva baru saja menikah dengan Salsa, sahabat Dewi. Arga yang patah hati melihat Ari yang terang-terangan menolaknya, melarikan diri ke pelukan Dena, kakak sepupunya. Perayaan wedding anniversary Wisnu dan Dewi terancam suram.


[REVIEW]
Seperti yang ada di blurb bahwa Wisnu dan Dewi berniat melakukan penjodohan pada dua karyawan yang mereka pilih sendiri. Tentu saja, bukan hanya tujuan itu. Tetapi pemilihan karyawan ini juga menyangkut kelajuan bisnis mereka. Dan dua karyawan beruntung itu adalah Arga dan Ari.

Arga adalah seorang IT dan Ari adalah seorang penulis novel. Rencananya, mereka akan mengangkat novel Ari menjadi sebuah games interaktif dan film layar lebar. Dengan pengaturan begitu, diharapkan Ari dan Arga bisa menjadi dekat dan pacaran. Apabila berhasil, mereka berdua akan mendapatkan hadiah spektakuler yang tidak mereka kira sebelumnya di puncak perayaan pernikahan Wisnu dan Dewi yang ke sembilan.


Tidak perlu dicomblangkan, takdir sudah mempertemukan Arga dan Ari di saat wawancara kerja masuk ke Helman Communications. Lebih mudah lagi, karena Arga ternyata merasa tertarik pada Ari. Namun, semuanya menjadi lebih rumit ketika Ari bukanlah seorang gadis biasa.

Pekerjaannya sebagai penulis membuatnya bisa dengan mudah membaca perilaku orang sekaligus mengetahui tujuannya. Bukannya Ari tidak menyukai Arga, tetapi dia hanya merasa cowok itu terlalu terang-terangan menunjukkan ingin mendapatkannya. Yang Ari inginkan adalah sebuah hubungan yang berasal dari pertemanan. Dan dia merasa cara Arga tidak tetap.


Maka dari itu, dia memutuskan untuk tidak meladeni Arga dan memberinya harapan yang tidak bisa dia berikan.


Kini, rencana Wisnu dan Dewi sudah bertemu tantangan pertamanya sebelum projek yang dimaksud diumumkan.


Ada banyak jalan menuju Roma. Begitu juga, ada banyak rintangan untuk meraih tujuan.

Setelah penolakan secara tidak langsung dari Ari, Arga menjadi 'dekat' dengan Dena karena satu kejadian tidak terduga. Dena itu adalah kakak ipar sepupu (?), kalau nggak salah ingat. Untuk bagian ini, aku agak kurang suka dengan karakter Dena yang terkesan gampangan. Sebagai single parent dari anak di luar nikah, sungguh aku merasa karakter ini memang diciptakan begitu, bahkan sampai akhir cerita. Namun, there's always a goodness in a person. Dena ini termasuk berani dalam menjalani hidup dan bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihannya. Aku suka sikap bijaksananya dalam mengambil keputusan meski itu tidak mengurangi kesan 'gampangan' pada dirinya. Bagian ini agak sulit dijelaskan. Lebih baik, kamu baca sendiri supaya bisa paham maksudku.


Sementara Arga sibuk dengan Dena, Ari berkenalan dengan Reva, atasannya Arga. Mengatasnamakan pekerjaan, rasa nyaman itu merayapi keduanya. Tidak ada maksud untuk saling mendekati, tapi dunia mereka seolah diciptakan untuk satu sama lain. Reva sudah menikah dengan Salsa. Namun, kebersamaannya dengan Ari membuat harinya berbeda.


Pasangan yang ingin dicomblangkan Wisnu dan Dewi malah terbelit konflik mereka masing-masing.



[CLOSING]
Dari segi romansa, jelas buku kedua lebih dewasa. Ceritanya tentang setelah hampir semua tokohnya menikah. Lebih banyak menyoroti kehidupan berumah tangga mereka yang diguncang ini itu. Salah satu benang merahnya adalah dua tokoh baru yang harusnya menjadi pusat cerita. Namun, aku menangkap buku kedua ini tidak fokus pada kisah Arga dan Ari. Tidak seperti kisah Wisnu dan Dewi di buku pertama. Yang kedua lebih kompleks.

Keromantisan dalam kisah ini digambarkan betul dengan kedewasaan para tokoh di buku pertama (baca: Wisnu dan Dewi) dalam menghadapi kehidupan rumah tangganya. Sikap romantis yang sesungguhnya bukan terletak pada gairah yang terlibat dalam diri para tokoh, melainkan komitmen hidup dan memilih pilihan yang lebih tepat. Itu sih pesan yang kudapat dari cerita ini.


Di ujung cerita sepertinya, aku diminta menanti kelanjutan cerita ini lagi di buku ketiga. Akankah ada buku ketiganya? Kita tunggu saja.

[REVIEW] Say No to Love by Wiwien Wintarto

January 11, 2018 2 Comments
[BOOK INFO]
Judul: Say No to Love
Pengarang: Wiwien Wintarto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Metropop
Halaman: 309
Ratings: 🌟🌟🌟🌟
[BLURB]
Hari pertama Dewi masuk kerja sebagai sekretaris di Helman Communications tak berjalan semulus yang ia sangka. Di luar dugaan, ia dipelonco habis-habisan oleh Wisnu, Presdir Helman Comm, bosnya sendiri, yang kebetulan usianya hanya terpaut beberapa tahun darinya.


Tidak terima, Dewi marah dan mengamuk. Begitu marahnya, ia sampai mengusir Wisnu dari kantornya sendiri. Akibatnya, Wisnu yang merasa bersalah sampai merasa perlu meminta maaf dengan cara spetakuler.


Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tak hanya bertemu di kantor sebagai bos dan sekretaris, tapi juga menjelma menjadi sahabat dekat yang sangat kompak dalam segala hal, bak sepasang sobat di sekolah. Gosip, tuduhan, dan rumor pun merebak mengenai status hubungan keduanya.


Akankah mereka menyatu menjadi pasangan sungguhan? Atau tetap saja TTM-an seperti sekarang? Dan apakah mereka tetap akan bilang "Love sucks!" meskipun mereka tahu bahwa mereka perfect for each other?


[REVIEW]
Kisah dibuka dengan sebuah situasi genting. Dewi telat sampai kantor di hari pertamanya masuknya Helman Communication. Memang bukan karena kemauannya sendiri, tapi dia harus mengantar baju ganti ibunya yang sedang menunggui bude-nya pasca operasi ginjal.

Di dalam bis, tepat di saat Dewi sudah panas dingin karena jalanan padat, dia melihat seorang lelaki berjas, lengkap dengan dasi. Penampilannya persis orang mau kondangan. Sayangnya, bis bukan gedung acara nikah yang mewah yang serasi dengan penampilan pria itu. Belum lagi, ketika mau membayar ongkos, lelaki itu kena semprot sang kondektur karena membayar ongkos dua ribu perak dengan seratus ribuannya. Dewi pun menjadi pahlawan, dia membayari ongkos pria itu lantas turun dari bis mengejar waktu sampai Helman Communication.


Alangkah kagetnya Dewi ketika mendapati bahwa bosnya adalah si pria yang ia bayari ongkos bis. Wisnu Megantoro. Meskipun sudah berterima kasih, lantas si bos mengamuk di depan Dewi dan mengomelinya tanpa ampun karena keterlambatannya. Tidak tahan dengan sikap arogan berlebihan bos barunya, Dewi akhirnya menyerah. Namun, kejutan tidak hanya sampai di situ. Begitu Dewi ingin membuka pintu untuk keluar dari ruangan, Wisnu mengaku bahwa itu semua hanya lelucon. Sebuah plonco untuk karyawan baru. Tidak terima, Dewi balik mengamuk dan mengancam menghancurkan kantor kalau Wisnu tidak mau keluar dari kantor bahkan sampai keluar gedung.

Wisnu merasa bersalah sepanjang hari. Dia bahkan tidak berani masuk kantornya lagi. Takut kehilangan sekretaris barunya, Wisnu sampai mengirimkan banyak sekali karangan bunga ke rumah Dewi dan berlembar-lembar kartu ucapan maaf.


Kejadian di hari pertama Dewi masuk kerja ternyata malah membuat Wisnu bisa dekat dengannya. Mungkin karena sikap Wisnu yang mau membaur dengan anak buahnya dan juga karena sikap Dewi yang terbuka dan memberikan maaf.

Tingkah mereka layaknya sabahat yang sudah lama berteman. Rasa nyaman satu sama lain membangun kecocokan yang tidak tergoyahkan. Meskipun Dewi punya Daus dan Wisnu sedang mengejar Tatiana. Tetap saja, at the end of the day, mereka mencari satu sama lain untuk curhat.


Semua orang bisa melihat aura kecocokan itu dari mereka. Bahkan ketika ada kesempatan, kecocokan itu menular pada keluarga mereka masing-masing. Hanya mereka berdua yang tidak bisa melihat bahwa kecocokan itu menjadi awal yang baik untuk suatu hubungan karena memang tidak ada getaran romantis di antara mereka.



Menurut kalian gimana? Apakah Wisnu dan Dewi bisa bersama atau mereka akan berjalan masing-masing mengejar getaran romantis pada pasangan mereka?

[CLOSING]
Buku ini adalah re-read. Namun, rasanya seperti pertama kali membaca. Ada ketertarikan yang mungkin sama seperti yang aku dapatkan waktu pertama kali baca.

Aku suka dengan poin yang ingin disampaikan oleh penulis bahwa pasangan itu bisa bertahan bukan hanya karena perasaan yang menggebu-gebu bernama cinta atau sayang. Karena ketika sudah menikah, rasa itu seperti kenangan indah yang hanya ada di masa lalu. Yang perlu dimiliki oleh pasangan itu adalah kecocokan satu sama lain. Dengan begitu, meski bertengkar atau berselisih paham, masing-masing akan punya cara meredam satu sama lain sehingga hubungan itu tetap bertahan. Menurutku, ini benar-benar pesan yang disampaikan dengan kemasan yang sangat baik dalam cerita ini. Romansa sesungguhnya terbaca di sini.