[REVIEW] Wallbanger by Alice Clayton
Unknown
October 28, 2017
0 Comments
[BOOK INFO] Judul: Wallbanger Pengarang:Alice Clayton Penerjemah: Yunita Chandra Penerbit: Elex Media Komputindo Genre: Romance Tebal: 600 halaman Periode baca: 26 - 28 Oktober 2017 Ratings: 🌟🌟🌟🌟 |
[BLURB]
Malam pertama di apartemen impian di San Fransisco, Caroline memperoleh kejutan istimewa. Dari balik dinding tipis apartemennya, Caroline mendengar suara tempat tidur yang berderak, serta jeritan kepuasan tanpa henti.
Malang bagi Caroline yang sedang dalam 'masa hiatus kencan'. Tetangganya jelas-jelas mempunyai daya tarik 'mematikan' bagi wanita membuat fantasi Caroline tetap terbangun sepanjang malam. Maka ketika suara derak tempat tidur mengancam dirinya--secara harafiah--Caroline tahu dia harus bertindak...
[REVIEW]
Seperti yang tertulis di blurb, kisah diawali oleh kepindahan Caroline ke apartemen baru yang disarankan oleh Jillian, bosnya. Awalnya, Caroline hanya berani mengintip lewat lubang kunci untuk mencoba melihat sosok mengagumkan yang berhasil membuat wanita menjerit penuh kepuasan dan mengganggu tidurnya. Namun, dia tidak berhasil pada kesempatan pertama.
Setelah beberapa kali kejadian, Caroline menjadi gusar. Dia benar-benar bangun di tengah malam ketika 'itu' sedang terjadi di kamar sebelah, dan menggedornya, meminta si tetangga menghentikan perbuatannya.
Sejak saat itu, mereka berinteraksi seperti musuh bebuyutan. Caroline memanggilnya 'Wallbanger', dan si tetangga, yang bernama Simon, memanggilnya 'Gaun Tidur Pink'. Selanjutnya mereka terkoneksi di dalam satu pesta yang diadakan oleh Jillian. Dunia sangat sempit ternyata. Jillian pernah berkata pada Simon untuk mengenalkannya pada Caroline, tetapi lelaki itu selalu menolak.
Pada pesta itu, diselipi oleh ciuman keduanya, membuat mereka sepakat untuk gencatan senjata saja. Dan itu membawa hubungan mereka meningkat jauh lebih baik. Caroline jelas-jelas tertarik pada Simon, tetapi lelaki itu dikelilingi oleh perempuan-perempuan yang menghangatkan tempat tidurnya. Tidak hanya satu, melainkan tiga. Dan Caroline tidak berniat menjadi nomor empat.
Simon mengajaknya untuk pergi ke Spanyol bersama. Semua yang mengenal Simon berkata pada Caroline kalau Simon pasti benar-benar menyukainya sampai mengajak Caroline pergi bersama. Caroline sungguh harus bisa menahan perasaannya yang membengkak seiring dengan ketertarikan fisik pada Simon.
Lalu, kesediaannya ikut dalam perjalanan itu, banyak mengubah hal di antara mereka.
[CLOSING]
Dari judulnya, semua orang juga tahu kalau untuk DEWASA, so please, jangan baca kalau masih di bawah umur. Bukan apa-apa, pasti nggak ngerti juga ha ha ha! No, kidding, but seriously, yang di bawah umur coba cari buku lain deh. Nggak berguna juga baca buku semacam ini.
Nah, bagi yang sudah cukup umur, silakan teruskan baca komenku tentang buku ini.
Aku tertarik membaca buku ini karena judulnya sangat provokatif. Maksudku, apa yang istimewa dari seorang wallbanger kalau bukan ketertarikan fisik dan kehebatan di atas ranjang? Beberapa review yang aku baca cukup bagus. Ratings di Goodreads juga tinggi. Entah karena sisi vulgarnya, atau memang ceritanya memang bagus. Susah ditentukan karena aku nggak tahu siapa yang memberikan nilai itu.
Buatku, selain apresiasi terhadap penggambaran adegan-adegan panasnya, penulis berhasil menyelipkan kehangatan dalam tulisannya. Bahwa seks bukanlah yang utama dalam hubungan. Real man will wait. Lelaki sejati akan menghargai pasangannya. Dan itulah yang kutemukan dalam karakter Simon.
So, yeah, it added another plus point into this book. Bukan hanya sekedar cerita di mana berlumuran adegan panas. Aku cukup senang mendapatkan pesan itu ketimbang membaca betapa panasnya pergulatan mereka di mana-mana. Yup, di mana-mana.