[BOOK INFO] Judul: Dunia Qsheil Pengarang: Diviana90 Penerbit:Gradien Mediatama Genre: Teenlit Tebal: 328 halaman Periode baca: 9-11 Oktober 2017 Ratings: 🌟🌟🌟 |
"Tak perlu cantik jika HUMORIS membuatmu menarik." Mungkin pepatah itu cukup untuk menggambarkan seorang Qsheil Brina. Buktinya tanpa wajah blasteran, postur tubuh tinggi-langsing, apalagi makeup yang tebal... Qsheil mampu menarik perhatian cogan, cowok-cowok ganteng juga populer.
Apa rahasianya?
Cukup dengan satu kata, yaitu HUMORIS. Cewek humoris mempunyai nilai plus di mata para cowok, karena menurut beberapa penelitian cantik itu relatif.
Dunia Qsheil akan membuka mata kalian pada setiap kelebihan, juga arti dari sebuah persahabatan sesungguhnya. Diselipi kisah konyol dan romantis, bakal membuat kalian tertawa dan baper secara bersamaan.
Inilah dunia Qsheil, saat kebahagiaan dimulai dari diri sendiri.
[REVIEW]
Berkenalan dengan Qsheil membuatku terkaget-kaget saking gesreknya kelakuan anak ini. Nggak ngerti apa isi kepalanya, dia tukang ngebanyol dalam menceritakan kehidupannya.
Mungkin karena itu juga, dia terlihat menonjol dari cewek-cewek seusianya. Bayangin aja, dia dengan cueknya berangkat sekolah tanpa mandi dulu karena takut kesiangan. Walaupun akhirnya dia tetap telat juga sih, ditambah dengan kena hukum bareng sama kakak kelas ganteng yang wangi pagi itu. Meski berdebar-debar karena kegantengan si kakak kelas, aku jamin dia lebih deg-degan ketauan nggak mandi sama cowok itu 😂😂😂😂😂
Selain kocak, dia juga terkenal galak dan jutek. Cara ngomongnya yang cablak bener-bener bisa bikin orang salah paham sama maksudnya. Duh ya ampun, aku baca ini ngikik terus kerjaannya saking konyol banget tingkah anak SMA satu ini dan berbagai pikiran absurdnya.
Jangan salah, biar begitu udah ada beberapa cowok yang antri untuk dapat perhatiannya lho!
Awalnya hanya si kakak kelas bernama Mario itu yang tiba-tiba mendekatinya hanya karena dia tidak sengaja melempar bola dan mengenai kepala Qsheil. Setelah membuat Qsheil 'setengah sadar' karena kegantengannya, gadis itu sama sekali tidak ngeh kalau sikap Romi, salah satu teman baiknya. Jangan-jangan si Romi naksir juga? Atau hanya sekedar firasat bahwa si Mario ini bukan cowok yang baik? Lebih baik, kalian temukan sendiri jawabannya dengan baca bukunya.
Belum jelas urusannya dengan Mario, ditambah lagi Rian, anak teman ayah Qsheil, yang secara tidak resmi diangkat menjadi 'body guard' Qsheil yang selalu siap sedia ada di samping Qsheil, setiap kali Qsheil mengalami masalah.
Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Rian memang terlihat lebih dewasa dan bisa menyeimbangi Qsheil yang seradak seruduk. Namun, itu tidak membuat Qsheil lantas menyukai sosok lelaki itu. Hatinya tetap saja berdebar lebih keras kalau berurusan dengan Mario.
Apalagi cara Mario menyatakan perasaannya pada Qsheil membuat Qsheil meleleh dan langsung menerima Mario menjadi pacarnya.
Pacaran dengan Mario memang seperti naik rollercoaster. Kadang membuat Qsheil senyum sendiri, kadang bikin jengkel. Meski demikian, perubahan sikap Romi semakin aneh. Dia lalu tiba-tiba dekat dengan cewek yang mengidolakannya dan sikapnya kepada Qsheil berubah. Sementara Rian, karena memang diamanahkan oleh orang tua Qsheil, selalu berhasil mendapatkan prioritas.
Suatu hari, untuk kesekian kalinya, Qsheil marah pada Mario karena cowok itu berbuat seenaknya. Belum lagi sikap cemburu Mario yang bikin Qsheil naik pitam. Namun, di saat yang sama ada Rian yang menengahi. Mario semakin tidak suka. Karena itu, hubungan Qsheil dan Mario pun berada di ujung tanduk. Selain Rian, ternyata Romi pun ikut mengambil kesempatan itu.
Gemes banget sama cerita Qsheil dan tiga cowok gantengnya. Kocaknya celetukan-celetukan khas remaja bikin senyum-senyum dan ngikik saat baca.
[CLOSING]
Ada beberapa poin yang aku rasa perlu dibahas. Baik itu dari sisi jalan cerita sekaligus penulisannya.
Sebagai pembaca, tentunya aku sangat terhibur membaca buku ini. Bayangin aja, aku baca dua pertiga buku dalam satu malam. Emang page turner dan bikin nggak berasa. Apalagi dijamin bikin ngakak di beberapa tempat.
Di bagian akhir cerita memang terkesan agak ngebut. Entah kenapa ending-nya membuat aku kurang senang sebagai pembaca. Bukan karena nggak sesuai harapan, tapi apa ya? Terlalu jauh gitu penempatan waktunya. Aku berharap akhir yang sederhana dalam dunia remaja.
Terdapat beberapa kata yang jujur aja, aku shock membacanya di dalam buku berlabel 'Novel Remaja'. Sebuah cerita adalah cerminan kondisi masyarakat pada masa buku itu ditulis. Dan yang langsung melintas di kepalaku adalah, gila, anak SMA sekarang ngomongnya kayak gini! Ada beberapa sikap yang menurut aku kurang sopan, terutama ketika dilakukan di depan orang tua. Kalau aku berani bilang gitu di depan orang tuaku, dijamin aku langsung jadi yatim piatu mendadak.
Lalu yang terakhir adalah aku ingin menyorot kerapihan penulisan. Aku tahu ini sudah melalui proses editing yang berulang kali. Typo kata tidak kutemukan selama mata memandang. Tapi, jujur saja, yang cukup mengganggu adalah tanda baca terutama penggunaan elipsis, dan penggunaan huruf kapital pada dialog tag. Tidak ditemukannya pola yang sama, sehingga membuatku merasa ini bagian dari ketidaktelitian, bukan selingkung penerbit.
Memang ini kisah remaja, yang seolah dituliskan oleh para remaja di dalamnya, tapi tetap loh, ini ada karya sastra. Aku yakin ada kaidah-kaidah yang perlu diikuti. Itu saja.
Selebihnya, buku ini sangat menghibur dan aku berterima kasih kepada penerbit dan penulis yang telah memilihku untuk membaca dan memberikan kesempatan untuk menyuarakan suara kejujuranku yang cenderung sok tahu ini.
No comments:
Post a Comment