[BOOK INFO] Judul: Jodoh untuk Mira Pengarang: Alnira Penerbit: Ikon Genre: Chicklit Halaman: 268 Periode baca: 11-12 Nov 2017 Ratings: 🌟🌟🌟🌟 |
Almira--gadis yang bercita-cita menjadi dokter, lalu banting setir menjadi guru bimbingan konseling--pernah merasakan cinta monyet pada usia empat belas tahun. Namun kala itu, Mira harus patah hati karena pujaannya hanya menganggapnya adik. Kesedihan Mira bertambah saat Akradani Lawardi, cinta pertamanya, menghilang tanpa jejak sehari setelah ulang tahunnya yang ke tujuh belas.
Tujuh tahun sesudah itu, Mira berusaha untuk melupakan perasaannya pada Akradani. Namun, di saat tekadnya sudah bulat, Akradani kembali hadir. Dan, kali ini, pria itu tidak datang seorang diri, tetapi membawa anak kecil, yang memanggil Akradani dengan sapaan 'Ayah'.
[REVIEW]
Cinta pertama memang sulit untuk dilupakan. Itulah yang terjadi pada Mira. Saat ini, aku tidak tahu bagaimana masa lalu hubungan mereka dan mengapa Mira merasa begitu terikat dengan sosok Akradani, yang akrab disapa Dani itu. Namun, hati Mira terpaku begitu dalam pada Dani sampai dia menutup hati begitu rapat terhadap lelaki mana pun yang mendekatinya.
"Sejak pertama bertemu "dia", aku langsung jatuh cinta. Anak kecil tahu cinta? Itu aku banget." (hal 10)
Mira berharap suatu hari nanti, dia bisa bertemu kembali dengan Dani. Harapan itu pun menjadi kenyataan. Saat dia datang ke acara syukuran keluarga kerabatnya, di sanalah dia jumpa kembali dengan Dani. Belum sempat jantungnya mereda karena debaran begitu kencang, Mira merasa jantungnya berhenti berdetak ketika ada seorang gadis kecil yang mendatangi Dani dan memanggil lelaki itu dengan sebutan 'ayah'.
Dunia Mira runtuh saat itu juga. Ternyata dia memang harus belajar move on dari Dani yang sudah menikah dan memiliki seorang anak.
Salah besar kalau Mira mengira dengan kehadiran Kania--malaikat kecil yang memanggil Dani dengan sebutan 'ayah'--akan membuatnya mundur teratur dan menghindari dari Dani. Nyatanya, mereka berdua malah bertemu lagi ketika Mira mengantarkan anak muridnya ke rumah sakit karena terkena pecahan kaca, sementara Dani menemani Kania yang masuk rumah sakit.
Dari sana, kehidupan pribadi Dani mulai terbuka di hadapan Mira. Selama saling mengenal, Dani tidak pernah menceritakan mengenai keluarganya, seperti memang sengaja dirahasiakan.
Kali ini, meskipun masih tidak banyak bicara, Dani terlihat tidak keberatan membagi sedikit kehidupan pribadinya dengan Mira. Dia membiarkan Mira bertemu dan dekat dengan ibu dan adiknya.
"Aku pernah hampir membunuh seseorang. Dan orang itu adalah ayah kandungku." (hal 178)
Boleh dikatakan Mira bisa bernapas lebih lega ketika mengetahui bahwa Kania bukanlah anak kandung Dani. Dari awal aku sempat curiga sih, karena pembahasaan Dani dan juga narasi yang menjurus ke arah sana. Setelah Ibu Dani mengatakannya sendiri kecurigaanku terbukti. Kania adalah anak dari kakak Dani, dan Dani kini menjadi walinya ketika kedua orang tuanya meninggal.
Ditambah juga dengan kenyataan masa lalu mereka yang terungkap. Dani ternyata menghilang tidak lama setelah Mira mengatakan perasaannya. Itu membuat luka di hati Mira, tapi tidak menghilangkan perasaannya. Alangkah senangnya Mira ketika perasaan itu terjawab secara tersirat dalam kata-kata Dani setelah Mira mengakui sekali lagi perasaannya kepada Dani.
Dani itu bukan lelaki yang romantis. Namun, momen ketika Mira jujur pada Dani, entah kenapa aku membayangkan adegannya sangat manis sekaligus canggung karena Dani mengalami pergolakan batin yang menurutku seksi. Entahlah, aku bacanya sambil makan, jadi mungkin pikirannya ke mana-mana.
Jangan senang dulu! Kisah mereka jauh dari selesai, masih jauh dari kata bahagia. Ada banyak hal yang membentang di antara mereka. Mulai dari restu Bang Andra, sampai rahasia terdalam Dani, semua berpotensi menghancurkan hubungan keduanya.
"Cintaku dan Bang Dani tidak mengenakan istilah 'aku tidak
bisa hidup tanpamu', tapi 'hidup tanpamu aku bisa, walau dengan jiwa
yang terasa kosong', bagaikan burung kehilangan satu sayapnya. Bisa
hidup, tapi tak bisa terbang." (hal 268)
[CLOSING]
Buku 'Jodoh untuk Mira' ini cukup ringan, tapi ceritanya
nggak ringan. Ada banyak hal yang kamu bisa dapatkan di dalam buku ini.
Mulai dari profesi tokoh (ada guru BK, pemilik day care, polisi,
pengusaha, penjahat) sampai kebudayaan suatu daerah. Ajaibnya semua
dalam porsi pas dan memuaskan keingintahuanku sebagai pembaca.
Aku juga suka komposisi humor sekaligus ketegasan dan intensitas yang dibangun di suasana 'para polisi'. Pokoknya, semua serba pas buatku.
Untuk kalian yang ingin tahu kehidupan seorang gadis yang mendambakan cinta pertamanya sampai mengintip sedikit tentang hidup setelah pernikahan, bisa membaca buku ini. Untuk teman-teman yang belum cukup umur, aku tidak sarankan membaca. Bukan karena ada adegan yang terlalu vulgar, hanya saja, konflik yang dihadapi para tokoh juga butuh pengetahuan dasar untuk memahaminya. Buku ini akan lebih bisa dinikmati untuk yang sudah cukup umur.
No comments:
Post a Comment