[BOOK INFO] Judul: Someday I Choose You Pengarang: Wiwi Suyanti Penerbit: Kubus Media Group Genre: Romance Halaman:360 Periode baca: 6-8 Nov 2017 Ratings: 🌟🌟🌟🌟 |
Seharusnya dari awal Ralf menolak ide sinting William, adiknya yang sakit keras itu untuk membantu istrinya mendapatkan keturunan. Ini gila. Benar-benar gila. Lebih gila lagi karena saat segalanya sudah terlambat, Ralf justru jatuh cinta bukan kepayang pada Samantha, istri dari sang adik.
Apa yang kelihatan di luar sama sekali berbeda dengan apa yang ia rasakan di dalam. Andai saja ia mengenal Samantha jauh lebih cepat dari adiknya. Andai saja hidup ini tidak terlambat sembilan tahun untuk membawa dirinya pada Sam.
[REVIEW]
Buku kedua ini diawali dengan rencana Ralf untuk pulang ke Bali, meninggalkan apa yang perlu ditinggalkan di Jakarta. Perpisahan mereka sungguh pedih meskipun keduanya sama-sama tahu bahwa perpisahanlah ujung kisah mereka. Ya ampun, Ralf, betapa beratnya beban hidup kamu, Ganteng!
Lambat laun, Liam akhirnya mengetahui apa yang selama ini coba disembunyikan oleh Sam. Dia merasa Sam berubah. Namun, kalau Liam ingat, Sam sendiri sudah mengatakannya di awal sebelum dia menyanggupi permintaan gila Liam, bahwa dia mungkin saja akan membenci Liam setelah ini semua.
Dan, Tuhan, tolong ya, nggak cuma Ralf, Benji, dan Emma yang pengen membabakbelurkan Liam, aku sudah ingin menenggelamkannya ke laut dari awal buku pertama. Dan pada bagian ini, perasaanku pada Liam tidak bisa diubah lagi. I hate him so so so much! Rasanya pengen aku cakar-cakar sampe berdarah, lalu lempar ke tengah laut biar dimakan sama ikan hiu. Bye bye, Liam!
I spend a whole day hating Liam and being sensitive whenever somebody mention his name. Itu karena aku benar-benar nggak suka bagaimana Liam menghancurkan bayanganku tentang dia. Kupikir tingkahnya yang berubah itu hanya bentuk penyesalan. Tapi, nggak lho! Dia emang aslinya begitu. Ya Tuhan, selamatkan aku dari kebencian kepada tokoh fiksi 😂
Setelah Ralf pergi, sikap Liam pada Sam berubah. Dia menganggap istrinya itu adalah barang bekas yang bisa dia perlakukan sesukanya. Liam, sadar dong, yang memulai itu semua adalah kamu!
Namun, bukan Liam namanya kalau tidak dibanjiri oleh rasa percaya diri dan pandangan orang lain terhadap dirinya. Dia merasa semua orang akan membelanya. Sayang sekali, Liam, semua orang sebenarnya tidak menyukai kamu! Eat that, man!
Kebaikan hati memang akan selalu kembali kepada orang yang menebarkannya. Kebaikan yang kita berikan kepada orang lain, meskipun sepele, kita tidak pernah tahu efeknya pada orang lain. Itulah karma sesungguhnya dalam hidup Ralf. Karma baik.
Selama pengasingannya ke Bali, Ralf mencoba berdamai dengan keadaan. Berharap Sam kembali hidup bahagia bersama Liam. Namun, bukan itu yang terjadi. Selama Ralf tersiksa menahan perasaannya sendiri, Sam pun juga tersiksa, bahkan dia juga tersiksa secara lahir tanpa Ralf karena ulah Liam.
Rasa sakit itu bahkan bertambah ketika Sam mendapati dirinya hamil. Tentu saja, hamil anak Ralf. Menghadapi Liam yang keluar dari kedok baiknya ditambah dengan kehamilan usia muda membuat Sam pulang ke rumah orang tuanya.
Dan mulai dari sanalah, karma baik yang ditanam bertahun-tahun oleh Ralf mulai menuai hasilnya. Semua dijembatani oleh sang perantara bernama Sebastian. Kawan sekolah mereka dulu yang hanya ingin membalas budi pada Ralf karena tindakannya yang menyelamatkan Sebastian dari bunuh diri. Melalui Sebastian, kisah cinta Ralf dan Sam menemukan celah untuk kembali merekah.
Berhasilkah mereka menembus ambisi Liam yang selalu menang? Sanggupkah kelembutan hati Samantha akhirnya luluh dan kembali pada janji setianya? Ataukah Ralf yang menyerah karena rasa sayangnya sebagai kakak pada Liam? Well, kalian bisa temukan sendiri jawabannya saat kalian membaca bukunya. Aku hanya pesan, jangan benci Liam terlalu dalam, kamu bisa menangis saking keselnya!
[CLOSING]
Harus aku akui, buku kedua ini benar-benar membuat aku emosi. Aku nggak pernah membenci tokoh fiksi mana pun selain di cerita ini. Yes, I hate Liam. Di buku pertama, dia masih kelihatan manusiawi dengan keinginan anehnya itu. Namun, di buku kedua, dia berubah jadi monster mengerikan dan menyakiti semua orang yang menyayanginya. Mulutnya itu pengen aku robek-robek! Salut buat kak @wiwisuyanti yang bisa menulis sedemikian mantapnya!
Aku udah sangat jarang menangis saat membaca buku karena berusaha untuk nggak baper. Kalau aku baper, nanti lanjutnya lagi lama. Kejadian berbeda terjadi pada cerita ini. Makin baper, makin mewek, makin aku terusin seolah aku mencari kapan matahari terbit lagi dan menyinarkan kebahagiaan.
Di bagian akhir, entah kenapa aku merasa speed-nya agak cepat. Bisa jadi karena perasaan 'I want more' dan nggak ingin berpisah dari cerita ini.
Aku suka karakter Sam, dia bukan sekedar wanita lemah lembut dan setia. Tapi dia juga bisa menjaga dirinya sendiri dan mengambil keputusan yang benar. Di awal-awal, aku sempat mikir Sam ini plin plan, tapi dia benar-benar memikirkan perasaan orang lain sebelum mengambil keputusan. Good woman, Sam!
Untuk Ralf, ah, aku mah nggak bahas panjang deh. Aku hanya mau punya suami seperti dia. Aku berharap lelaki seperti itu memang ada di dunia nyata.
Aku sangat menikmati karya dari Kak Wiwi. Sangat menghibur dan sarat makna. Bikin baper dan sanggup menciptakan dunia baru saat membacanya. Aku berharap ke depannya bisa membaca karya dari Kak Wiwi lagi.
No comments:
Post a Comment