[BOOK INFO] Judul: Devils Inside Pengarang: Belladonna Tossici Genre: Romance Halaman: 367 Ratings: 🌟🌟🌟🌟 |
Seorang gadis cantik jelita magang di sebuah LBH. Tiga orang pengacara mengadakan taruhan. Siapa yang bisa tidur dengan anak magang tersebut maka dialah yang akan mendapatkan sejumlah uang.
Sementara yang tidak mereka ketahui adalah si gadis sedang dalam misi melampiaskan patah hati. Dia ingin mencari cowok player untuk dibuat jatuh cinta lalu ditinggalkan.
[REVIEW]
Di awal cerita aku berkenalan dengan sosok Randu dkk yang sedang menangani kasus di salah satu perusahaan. Tapi, eits, jangan keburu ngiler dulu, karena mereka bukan pengacara beken dengan harta segunung. Mereka hanya bekerja di LBH. Punya mobil butut aja udah untung banget.
Nah, kantor LBH mereka kedatangan pegawai baru setelah sekian lama mencari. Kandidat satu ini nggak lebih aneh dari kandidat sebelumnya. Bukan dari jurusan hukum, melainkan dari jurusan akuntansi. Nah loh, ngapain jurusan akuntasi nyasar di LBH yang lagi cari anak magang bagian hukum, coba?
Namun, karena penampilan si anak magang, Elena, yang cukup menarik, para penghuni LBH itu senang-senang saja. Malah dijadikan objek taruhan. Tidak tanggung-tanggung, karena hadiahnya uang dengan nominal yang cukup besar, taruhannya adalah siapa yang pertama kali berhasil tidur bareng si anak maganglah yang menang. Kurang untung apa lagi coba, dapet cewek dan uang juga.
Randu, yang mau uangnya banget, langsung meminta El jadi asisten pribadinya. Modus supaya dia bisa dekat-dekat dengan El. Supaya dialah yang memenangkan taruhannya.
Ternyata yang punya modus bukan hanya Randu dkk. Tanpa sepengetahuan mereka, Elena pun sedang menjalankan misinya untuk balas dendam ke makhluk berjenis kelamin laki-laki. Dia membidik Randu sebagai Target Operasinya. Misi ini bukan hanya sebagai misi balas dendam, tetapi juga membantu Katya mendevelop content websitenya dengan tema serupa.
Kesempatan ternyata datang lebih cepat dari yang mereka duga. Meskipun sama-sama merasa saling sulit didekati, tetapi mereka memiliki ketertarikan satu sama lain. Sikap Randu yang 'laki' banget membuat El yakin bahwa pria itu adalah tipe yang sesuai untuk target balas dendam. Sementara, penampilan berani El ternyata menyimpan sisi wanita yang baik dan lembut.
Suatu hari mereka sedang bersama, El melihat mantan kekasihnya, Rimba bersama Cantika, pacarnya. Spontan, El mengajak Randu berciuman untuk mempertontonkan adegan itu di depan Rimba dan Cantika. Membuat mereka berpikir bahwa saat ini El sudah move on dari Rimba dan mendapatkan pengganti yang lebih bisa menjaganya secara fisik dan hati.
Gara-gara ciuman itu, Randu jadi kayak orang mabuk yang tidak bisa berhenti memikirkan El. Sementara El memainkan perannya dengan sangat cantik. Membuat Randu merasa ragu untuk terus maju.
Elena yang akhirnya menyerah pada pesona Randu. Mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Hubungan mereka manis dan hangat sampai suatu hari sebuah rahasia Randu terbongkar di depan Elena. Kira-kira rahasia apa ya? Eh, baca sendiri ya kalau mau tau itu!
Hidup El tiba-tiba dirudung masalah bertubi-tubi. Masalah perasaannya terhadap Randu belum selesai. Dendam pada kaum Adam malah berakibat patah hati lagi. Ditambah ayah El terbelit kasus narkoba. Mama El jadi sakit-sakitan karenanya.
Apakah El depresi menghadapi semua ini? Atau mungkin dia dengan berani mengarungi semua masalah dan melerainya satu per satu? Lalu bagaimana dengan urusan hatinya dengan Randu yang semakin rumit?
[CLOSING]
😈 Aku suka dengan ide cerita yang sederhana tapi suka dengan eksekusi keseluruhannya. Untuk masalah detail-detail memang aku ada sedikit masukan untuk masalah teknis. Namun, masih dinikmati.
😈 Ada beberapa keputusan yang diambil oleh para tokoh yang kurang sesuai dengan prinsip pribadi sih, tapi ya, asal tidak salah diterima pesannya oleh para pembaca 'kurang' umur, harusnya sih bukan masalah.
😈 Aku perlu mengacungi jempol untuk membangun ambiance cerita mengambil latar belakang profesi yang menyangkut soal hukum. Pas banget sama aku lagi nonton film drama Korea dengan tema serupa dan itu matching. Good job!
Overall, aku bisa bilang ini adalah salah satu karya indie yang cukup baik. Masih ada ruang untuk menjadi lebih baik, ya, Bell. Good luck terus untuk Bella!
No comments:
Post a Comment