[BOOK INFO] Judul: Say No to Love Pengarang: Wiwien Wintarto Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Genre: Metropop Halaman: 309 Ratings: 🌟🌟🌟🌟 |
Hari pertama Dewi masuk kerja sebagai sekretaris di Helman Communications tak berjalan semulus yang ia sangka. Di luar dugaan, ia dipelonco habis-habisan oleh Wisnu, Presdir Helman Comm, bosnya sendiri, yang kebetulan usianya hanya terpaut beberapa tahun darinya.
Tidak terima, Dewi marah dan mengamuk. Begitu marahnya, ia sampai mengusir Wisnu dari kantornya sendiri. Akibatnya, Wisnu yang merasa bersalah sampai merasa perlu meminta maaf dengan cara spetakuler.
Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tak hanya bertemu di kantor sebagai bos dan sekretaris, tapi juga menjelma menjadi sahabat dekat yang sangat kompak dalam segala hal, bak sepasang sobat di sekolah. Gosip, tuduhan, dan rumor pun merebak mengenai status hubungan keduanya.
Akankah mereka menyatu menjadi pasangan sungguhan? Atau tetap saja TTM-an seperti sekarang? Dan apakah mereka tetap akan bilang "Love sucks!" meskipun mereka tahu bahwa mereka perfect for each other?
[REVIEW]
Kisah dibuka dengan sebuah situasi genting. Dewi telat sampai kantor di hari pertamanya masuknya Helman Communication. Memang bukan karena kemauannya sendiri, tapi dia harus mengantar baju ganti ibunya yang sedang menunggui bude-nya pasca operasi ginjal.
Di dalam bis, tepat di saat Dewi sudah panas dingin karena jalanan padat, dia melihat seorang lelaki berjas, lengkap dengan dasi. Penampilannya persis orang mau kondangan. Sayangnya, bis bukan gedung acara nikah yang mewah yang serasi dengan penampilan pria itu. Belum lagi, ketika mau membayar ongkos, lelaki itu kena semprot sang kondektur karena membayar ongkos dua ribu perak dengan seratus ribuannya. Dewi pun menjadi pahlawan, dia membayari ongkos pria itu lantas turun dari bis mengejar waktu sampai Helman Communication.
Alangkah kagetnya Dewi ketika mendapati bahwa bosnya adalah si pria yang ia bayari ongkos bis. Wisnu Megantoro. Meskipun sudah berterima kasih, lantas si bos mengamuk di depan Dewi dan mengomelinya tanpa ampun karena keterlambatannya. Tidak tahan dengan sikap arogan berlebihan bos barunya, Dewi akhirnya menyerah. Namun, kejutan tidak hanya sampai di situ. Begitu Dewi ingin membuka pintu untuk keluar dari ruangan, Wisnu mengaku bahwa itu semua hanya lelucon. Sebuah plonco untuk karyawan baru. Tidak terima, Dewi balik mengamuk dan mengancam menghancurkan kantor kalau Wisnu tidak mau keluar dari kantor bahkan sampai keluar gedung.
Wisnu merasa bersalah sepanjang hari. Dia bahkan tidak berani masuk kantornya lagi. Takut kehilangan sekretaris barunya, Wisnu sampai mengirimkan banyak sekali karangan bunga ke rumah Dewi dan berlembar-lembar kartu ucapan maaf.
Kejadian di hari pertama Dewi masuk kerja ternyata malah membuat Wisnu bisa dekat dengannya. Mungkin karena sikap Wisnu yang mau membaur dengan anak buahnya dan juga karena sikap Dewi yang terbuka dan memberikan maaf.
Tingkah mereka layaknya sabahat yang sudah lama berteman. Rasa nyaman satu sama lain membangun kecocokan yang tidak tergoyahkan. Meskipun Dewi punya Daus dan Wisnu sedang mengejar Tatiana. Tetap saja, at the end of the day, mereka mencari satu sama lain untuk curhat.
Semua orang bisa melihat aura kecocokan itu dari mereka. Bahkan ketika ada kesempatan, kecocokan itu menular pada keluarga mereka masing-masing. Hanya mereka berdua yang tidak bisa melihat bahwa kecocokan itu menjadi awal yang baik untuk suatu hubungan karena memang tidak ada getaran romantis di antara mereka.
Menurut kalian gimana? Apakah Wisnu dan Dewi bisa bersama atau mereka akan berjalan masing-masing mengejar getaran romantis pada pasangan mereka?
[CLOSING]
Buku ini adalah re-read. Namun, rasanya seperti pertama kali membaca. Ada ketertarikan yang mungkin sama seperti yang aku dapatkan waktu pertama kali baca.
Aku suka dengan poin yang ingin disampaikan oleh penulis bahwa pasangan itu bisa bertahan bukan hanya karena perasaan yang menggebu-gebu bernama cinta atau sayang. Karena ketika sudah menikah, rasa itu seperti kenangan indah yang hanya ada di masa lalu. Yang perlu dimiliki oleh pasangan itu adalah kecocokan satu sama lain. Dengan begitu, meski bertengkar atau berselisih paham, masing-masing akan punya cara meredam satu sama lain sehingga hubungan itu tetap bertahan. Menurutku, ini benar-benar pesan yang disampaikan dengan kemasan yang sangat baik dalam cerita ini. Romansa sesungguhnya terbaca di sini.
INGIN MAIN JUDI SABUNG AYAM ONLINE ?
ReplyDeleteMARI GABUNG DENGAN B O L A V I T A .WIN
AGEN SABUNG AYAM ONLINE TERPERCAYA 2019 DIJAMIN AMAN DAN CEPAT
WA : +62812-22-22-995
Line : cs_bolavita
Wechat : Bolavita
Depo Pulsa 25rb Dan Bonus Chip Gratis Ayam Bangkok
ReplyDelete