[BOOK INFO] Judul: Surat untuk Ruth Pengarang: Bernard Batubara Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Genre: Umum Tebal: 165 Periode baca: 27 September 2017 Ratings: 🌟🌟🌟 |
Ubud, 6 Oktober 2012
Ruth,
Satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu sejak lama,
bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta, namun ditakdirkan untuk tidak bersama?
Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung selama yang kita inginkan.
Jika waktunya telah usai dan perpisahan ini harus terjadi, apa yang bisa kita lakukan?
Masihkah ada waktu untuk kita bersama, Ruth?
JIka memang kamu harus pergi, berilah aku waktu sedikit lebih panjang untuk menikmati saat-saat terakhir bersamamu. Meski tidak lama, hanya sebentar, seperti senja yang senantiasa kamu lukis, atau seperti ciuman pertama kita yang ragu-ragu. Berilah aku waktu sedikit lebih panjang untuk memelukmu, karena aku belum mengungkapkan seluruhnya yang ingin kukatakan kepadamu.
Ironis, Ruth. Kamu berkata “Aku sayang kamu” tepat pada saat kamu harus meninggalkanku.
- Areno
[REVIEW]
Tentang buku ini. Apa ya yang perlu aku tuliskan? Aku selalu suka tulisannya Bang Bara. Selalu mengena di hati. Namun, kali ini lebih terasa seperti menaburkan garam di luka yang setengah kering. Ha ha ha!
Banyak kenangan-kenangan pribadi yang muncul ketika aku membaca ini. Dan, mungkin, sama seperti beberapa orang yang sudah membaca buku ini, kebanyakan dari mereka meneteskan air mata. Sungguh bukan karena akhir yang memuaskan batin, tapi untukku, lebih kepada sakit hati yang tiba-tiba muncul lagi.
Maaf, mulai ngaco review-nya. Ha ha ha. So, here are the reasons why only 3 stars:
• Ada beberapa part dalam cerita tersebut yang nggak klik sama keseluruhan cerita setelah aku baca sampai habis. Ada hubungannya, tapi itu tadi, nggak klik. Mungkin aku yang tidak bisa menghubungkan.
• Buku ini tidak ada adegan 'menjurus' tetapi aku menangkap nilai yang kurang sesuai dengan norma yang berlaku: seorang gadis mengiyakan tidur sekamar dengan seorang lelaki yang baru dikenal beberapa lama. Apa pun alasannya, meski dia suka, harusnya sedikit keberatan.
• Alasan terakhir mengandung spoiler, jadi, aku tidak akan tulis.
Overall, it's a good book to share the pain of a broken heart. So, enjoy the pain while you can!
[QUOTES]
"Aku menciummu sekali lagi, kali ini sebuah ciuman yang
panjang. Ciuman yang menandai awal sebuah perjalanan, sekaligus menjadi
penanda akhirnya." (hal 10)
"Indah, namun sesaat. Cantik, namun sebentar. Memukau, namun begitu lekas menghilang. Seperti kamu. Seperti kita." (hal 19)
"Cinta akan habis tergerus waktu, sementara rasa sayang tidak." (hal 27)
"Kesimpulannya, Ruth: di saat kita tidak lagi mencari, di situlah kita akan menemukan. (hal 102)
"Karena waktu kita tinggal sebentar, maukah
kamu menghabiskannya dengan tersenyum, bersenang-senang, dan melupakan
kenyataan bahwa kita tidak bisa bersama lagi? (hal 114)
No comments:
Post a Comment